Jakarta, teckknow.com – Ada momen tertentu dalam dunia game ketika sebuah judul tidak hanya dirilis sebagai hiburan semata, tetapi hadir membawa atmosfer zaman, gaya bertarung, serta drama manusia yang terasa sangat hidup. Rise of the Ronin adalah salah satunya. Game terbaru garapan Team Ninja ini menjadi sorotan sejak pertama kali diperkenalkan karena menggabungkan sejarah Jepang abad ke-19—era Bakumatsu yang kacau—dengan gameplay dunia terbuka yang luas dan penuh kebebasan.
Saya masih ingat ketika meliput sebuah event komunitas gaming di Jakarta. Seorang pemain bernama Gilang bercerita sambil tertawa kecil, “Saya sudah main puluhan game samurai, tapi rasa bebas dan dramanya di Rise of the Ronin itu beda. Kadang saya cuma naik kuda keliling Edo buat lihat suasana.” Ceritanya langsung memberi gambaran jelas: game ini tidak hanya soal pertarungan, tetapi juga soal suasana, emosi, dan perjalanan menjadi ronin yang kehilangan tuan.
Media berita nasional juga menyoroti bagaimana Rise of the Ronin menonjol berkat pendekatan historisnya. Era Bakumatsu memang sering disebut sebagai masa paling rumit dalam sejarah Jepang: pertempuran antara kaum tradisionalis, kedatangan Barat, runtuhnya shogun, hingga perubahan budaya yang besar. Di tengah kekacauan itu, pemain memainkan sosok ronin—samurai tanpa tuan—yang tidak terikat oleh aturan apa pun.
Rise of the Ronin hadir bukan hanya sebagai game aksi, tetapi sebagai ruang eksplorasi bagi mereka yang ingin mencicipi petualangan di zaman pergolakan. Dan di artikel ini, kita akan membahas semuanya: mekanik, cerita, kebebasan, tantangan, serta mengapa game ini begitu relevan bagi generasi pemain masa kini.
Setting Historis Rise of the Ronin: Dunia yang Berubah dan Samurai yang Kehilangan Arah

Rise of the Ronin mengambil latar tahun 1863, masa ketika Jepang berada pada titik balik sejarah. Kekuatan asing masuk, konflik internal memanas, dan seluruh struktur sosial samurai berada di ambang kehancuran.
Game ini menggambarkan:
-
Edo yang mulai modern
-
Yokohama yang penuh budaya asing
-
Desa-desa tradisional dengan konflik rakyat
-
Ketegangan antara Shogunate dan kaum pemberontak
Seorang sejarawan yang saya temui dalam satu liputan media pernah mengatakan bahwa era Bakumatsu adalah masa ketika semua orang mempertanyakan siapa mereka dan siapa yang pantas dipercaya. Dalam game ini, tema itu terasa sangat kuat. Pemain tidak sekadar mengikuti quest; mereka membuat pilihan moral.
Rise of the Ronin bahkan memperlihatkan tokoh-tokoh historis penting seperti:
-
Sakamoto Ryoma
-
Katsu Kaishu
-
Matthew Perry (komodor Amerika)
-
Tokoh politik pendukung reformasi
Setiap karakter membawa ideologi masing-masing. Dan inilah yang membuat role pemain sebagai ronin semakin menarik: kita berdiri di tengah, bebas menentukan arah hidup tanpa terikat pada klan mana pun.
Game ini berhasil menempatkan sejarah sebagai pondasi cerita, bukan sebagai latar semata. Dan bagi pemain muda, ini menjadi pengalaman unik mengenal sejarah Jepang lewat medium yang modern dan imersif.
Kebebasan Bermain: Rise of the Ronin dan Dunia Terbuka yang Tidak Menghakimi
Salah satu daya tarik terbesar Rise of the Ronin adalah kebebasan yang diberikan kepada pemain. Tidak hanya memilih arah cerita, tetapi juga eksplorasi dan cara menyelesaikan misi.
1. Dunia Terbuka dengan Banyak Aktivitas
Pemain bisa:
-
naik kuda melintasi pedesaan
-
menjelajahi kawasan modern Yokohama
-
bertarung di gang sempit Edo
-
memanjat rumah tradisional
-
membantu warga dengan quest sampingan
-
memburu penjahat lokal
-
menyingkap rahasia politik
Eksplorasi terasa hidup. Dunia game ini tidak terburu-buru. Ia memberikan waktu bagi pemain untuk menikmati lingkungannya.
2. Pilihan Moral yang Mengubah Cerita
Beberapa keputusan pemain akan:
-
menentukan aliansi
-
memengaruhi hubungan dengan karakter
-
membuka atau menutup misi tertentu
-
mempengaruhi akhir permainan
Pilihan moral ini tidak selalu hitam-putih, mirip dengan kondisi politik era Bakumatsu yang penuh intrik.
3. Pendekatan Misi yang Beragam
Pemain dapat:
-
menyerang langsung
-
menyelinap
-
menggunakan senjata api
-
memakai pedang
-
memanfaatkan panah atau senjata tradisional
Kebebasan gaya bermain ini membuat setiap pemain punya pengalaman unik.
Seorang gamer yang saya temui di sebuah diskusi online mengatakan, “Saya jarang main stealth, tapi di Ronin saya malah nikmatin ngintip musuh dari atap rumah. Rasanya kayak ninja dadakan.” Cerita kecil seperti ini memperlihatkan betapa fleksibelnya gameplay Rise of the Ronin.
Sistem Pertarungan: Kombinasi Pedang, Senjata Api, dan Fleksibilitas Gerak
Team Ninja dikenal sebagai studio yang ahli dalam membuat sistem pertarungan cepat dan teknis—lihat saja Nioh atau Ninja Gaiden. Rise of the Ronin mengambil DNA tersebut, namun membungkusnya dalam gaya yang lebih mudah dinikmati pemain baru.
A. Pertarungan Pedang
Combat pedang mengutamakan:
-
timing
-
parry
-
stance
-
kombo cepat
-
pengelolaan stamina
Setiap musuh punya gaya bertarung berbeda, sehingga pemain harus membaca ritme mereka.
B. Senjata Api dan Modernisasi
Karena latarnya era Bakumatsu, game ini memasukkan:
-
pistol
-
senapan kuno
-
senjata Barat
-
alat-alat tempur baru
Penggabungan pedang dan senjata api memberi nuansa unik antara tradisi dan modernitas.
C. Mobilitas Tinggi
Pemain bisa:
-
melompat jauh
-
menggunakan grapple hook
-
menyerang dari udara
-
menghindar cepat
Mobilitas ini membuat permainan terasa dinamis.
D. Lawan yang Menantang
Musuh besar seperti jagoan pedang, prajurit modern, hingga penjahat politik memberikan variasi pertarungan yang menarik.
Media game internasional yang dikutip beberapa portal berita Indonesia juga menyoroti bagaimana Rise of the Ronin membuat pertarungan terasa sinematis tanpa mengorbankan gameplay yang teknis.
Cerita dan Karakter: Fokus pada Kebebasan dan Konflik Personal
Cerita Rise of the Ronin mengikuti perjalanan seorang samurai yang kehilangan tuannya. Narasi ini digarap dengan cukup emosional, seringkali menyentuh tema:
-
kesetiaan
-
identitas
-
perubahan zaman
-
kehormatan
-
kehilangan
-
hakikat kebebasan
Pemain tidak hanya menjalani misi, tetapi ikut melewati konflik moral yang berat: mempertahankan tradisi, atau mengikuti arus modernisasi.
Karakter Pendukung yang Kuat
Setiap karakter memiliki motivasi:
-
pejuang reformis
-
keluarga bangsawan yang ketakutan
-
pedagang asing dengan agenda tersembunyi
-
samurai tradisional yang mempertahankan nilai-nilai lama
Mereka tidak hanya jadi NPC, tetapi partner perjalanan yang memperkaya pengalaman pemain.
Dalam sebuah ulasan yang dibahas oleh media nasional, disebutkan bahwa Rise of the Ronin menghadirkan karakter yang sangat manusiawi. Tidak ada pahlawan sempurna. Semua orang berjuang dalam dunia yang berubah cepat.
Visual dan Atmosfer: Kombinasi Tradisi dan Modernisasi
Rise of the Ronin menghadirkan dunia Jepang abad ke-19 dengan detail yang mengesankan:
-
rumah kayu tradisional
-
kuil-kuil kuno
-
pasar Edo yang ramai
-
pelabuhan Yokohama dengan kapal asing
-
pegunungan dengan cahaya matahari lembut
-
pedesaan tenang dengan sawah dan sungai
Atmosfer inilah yang membuat banyak pemain terpesona.
Dalam liputan game di salah satu portal teknologi Indonesia, atmosfer Rise of the Ronin disebut sebagai “cermin transisi Jepang” karena menggabungkan dua dunia: masa lalu yang sakral dan masa depan yang mendekat.
Musik, efek suara pedang, hingga langkah kaki ronin di jalan berbatu menambah pengalaman imersif.
Kelebihan dan Kekurangan Rise of the Ronin
Kelebihan:
-
dunia luas dan bebas dijelajahi
-
cerita mendalam yang relevan
-
pilihan moral memengaruhi alur
-
sistem pertarungan seru dan fleksibel
-
atmosfer historis yang kuat
-
karakter yang emosional dan menarik
Kekurangan:
-
beberapa animasi terasa kaku
-
pacing cerita di tengah permainan bisa melambat
-
tantangan musuh tidak seberat Nioh bagi pemain hardcore
-
dunia terbuka kadang terasa kosong di beberapa area
Namun secara keseluruhan, game ini tetap solid dan memberikan pengalaman unik.
Penutup: Rise of the Ronin Adalah Petualangan yang Wajib Dicoba Pecinta Samurai
Rise of the Ronin bukan hanya game aksi samurai. Ia adalah perjalanan seorang manusia dalam menghadapi perubahan zaman, konflik batin, dan pencarian jati diri. Di balik pertarungan pedang yang intens, game ini menyimpan inti cerita tentang kebebasan dan pilihan hidup.
Game ini cocok bagi:
-
pecinta sejarah Jepang
-
pemain yang menyukai dunia terbuka
-
penggemar game aksi seperti Ghost of Tsushima, Nioh, atau Sekiro
-
pemain yang ingin menikmati cerita emosional
Rise of the Ronin adalah bukti bahwa game bisa menjadi medium yang kuat untuk menggabungkan sejarah, aksi, dan eksplorasi ke dalam satu pengalaman yang penuh makna.
Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Gaming
Baca Juga Artikel Dari: Dragon’s Dogma II: Petualangan Epik yang Membangkitkan Kembali Dunia Fantasi dengan Cara yang Lebih Hidup, Lebih Liar, dan Lebih Personal