Jakarta, teckknow.com – Saya masih mengingat jelas ketika Hades pertama dirilis. Banyak dari kita mengira Supergiant Games sudah mencapai puncak kreativitasnya melalui game yang cepat, emosional, dan memikat itu. Namun ketika Hades II diumumkan, dunia game seperti terbelah oleh antusiasme baru. Tidak ada yang menyangka mereka akan membuat sekuel, tetapi ternyata mereka tidak hanya membuat kelanjutan; mereka membangun ulang fondasinya dan memperluasnya ke skala yang lebih besar.
Hades II adalah bukti bahwa Supergiant Games semakin berani. Ia bukan sekadar kelanjutan petualangan Zagreus. Ini adalah kisah baru, perspektif baru, dan dunia baru yang menaruh harapan pada seorang karakter yang selama ini hanya disebut-sebut: Melinoë.
Melinoë: Pewaris Kegelapan yang Memiliki Cahaya Sendiri

Jika Zagreus adalah simbol pemberontakan muda, Melinoë adalah gambaran kedewasaan yang ditempa sihir dan disiplin. Ia bukan sekadar karakter tambahan, melainkan pusat narasi yang membawa warna baru ke dalam semesta Hades.
Karakter ini diperkenalkan sebagai saudara perempuan Zagreus, putri Hades dan Persephone versi Supergiant. Namun berbeda dari kakaknya, Melinoë dibesarkan jauh dari istana bawah tanah. Ia dilatih oleh Hecate, dewi malam dan penyihir tertinggi, dalam pertempuran yang bercampur sihir purba.
Melinoë bukan hanya berlari menembus dunia bawah seperti Zagreus. Ia membawa misi berat: mengalahkan Kronos, Titan waktu yang berhasil melarikan diri dan merebut kendali kota bawah. Bagaimana ia berbicara, bagaimana ia menatap dunia, dan bagaimana ia bergerak terasa lebih matang, lebih terukur, dan lebih emosional.
Ada satu dialog fiktif yang saya bayangkan sendiri ketika Hecate berkata, “Kekuatanmu bukan untuk dirimu, tapi untuk dunia yang membutuhkanmu.” Nasihat itu sederhana, tetapi terasa seperti kalimat yang mungkin benar-benar muncul dalam game. Melinoë bukan hanya bertarung demi keluarga; ia bertarung demi keseimbangan seluruh dimensi.
Kronos: Titian Kegelapan dengan Ambisi Mengguncang Dewa-Dewa
Jika di game pertama kita menghadapi konflik keluarga, kali ini musuhnya jauh lebih luas: Kronos, Titan waktu, musuh para dewa Olimpus, dan sumber bencana purba.
Kronos digambarkan lebih ambisius, lebih gelap, dan jauh lebih mengancam. Dalam lore klasik, ia memakan anak-anaknya agar tak pernah digulingkan. Namun di Hades II, Supergiant Games memberikan interpretasi yang lebih dingin: Kronos menguasai waktu, memanipulasinya, dan menjadikan dunia bawah sebagai benteng kekuasaannya.
Setiap perkataannya terasa seperti ancaman mistis. Salah satu kutipan bergaya naratif yang paling menggambarkan karakter ini adalah:
“Waktu tidak pernah tidur, Melinoë. Kau hanya berlari dari sesuatu yang sudah kutentukan.”
Dengan musuh sekuat ini, dunia Hades II pun berubah drastis. Neraka yang dulu seperti rumah penuh karakter unik kini menjadi medan perang yang hancur dan dipenuhi energi Titan.
Gameplay: Evolusi Besar dari Pendahulunya
Hades II tidak sekadar mengikuti formula lama. Justru, game ini terasa seperti versi yang lebih besar, lebih fleksibel, dan lebih bebas dari game pertamanya.
1. Sistem Sihir Baru
Melinoë menggunakan kombinasi:
-
serangan fisik,
-
ritual sihir,
-
mantra berulang,
-
dan teknik occult yang memberi variasi baru.
Sihir terasa seperti inti gameplay, bukan sekadar pelengkap.
2. Senjata Baru yang Lebih Mistis
Jika Zagreus memakai tombak atau pedang, Melinoë membawa senjata yang identik dengan penyihir, seperti:
-
sabit ritual,
-
tongkat sihir,
-
dan alat occult lainnya.
Setiap senjata terasa jauh lebih kompleks karena memiliki skill cabang yang bisa diubah sesuai gaya bermain.
3. Area Baru yang Lebih Variatif
Dari hutan malam yang penuh roh, hingga reruntuhan Titan yang tidak stabil, Hades II membawa suasana yang lebih luas dan lebih estetis. Visualnya tetap bergaya Supergiant—artistik, kontras, dan dramatis—tetapi dengan detail yang jauh lebih tinggi.
4. Sistem Crafting dan Gathering
Hal baru yang tak terduga: pemain kini bisa mengumpulkan bahan untuk meracik item atau memperkuat skill. Ini memberikan perasaan progresi yang lebih mendalam.
Karakter Pendukung: Dunia Mitologi yang Semakin Hangat dan Kaya
Salah satu kekuatan Hades pertama adalah karakter-karakternya. Di Hades II, hal ini diperbesar berkali-kali lipat.
Hecate
Mentor Melinoë, sosok penyihir agung yang mengajarkan disiplin dan kekuatan gelap. Karakternya bijak, tajam, dan misterius.
Hermes & Aphrodite
Para dewa kembali membantu Melinoë, memberikan buff unik. Kini dialog mereka terasa lebih panjang, lebih personal, dan lebih menyentuh.
Moros, God of Doom
Interpretasi Supergiant membuat karakter ini tidak hanya menyeramkan, tetapi juga tragis. Ia membantu Melinoë dengan cara unik.
Nyx & Thanatos
Tokoh lama yang kembali dengan peran baru. Keduanya memperjelas bagaimana keluarga bawah tanah terpecah karena kekuasaan Kronos.
Karakter-karakter ini tidak sekadar ada; mereka hidup, berubah, dan memberikan cerita yang mempengaruhi perjalanan Melinoë secara emosional.
Dunia yang Lebih Besar: Misi Besar yang Menyatukan Banyak Realitas
Hades II memperluas dunia tidak hanya secara visual, tetapi juga pada sasaran naratif. Permainannya terasa seperti perjalanan panjang seorang penyihir yang mencari keseimbangan di tengah perang waktu.
Dari dunia bawah yang hancur hingga medan perang Titan, setiap area terasa unik. Ada nuansa tragedi dan harapan bercampur menjadi satu. Seakan-akan kita membaca kisah epik kuno, tetapi dimainkan dalam bentuk modern.
Perjalanan Melinoë seperti refleksi manusia modern yang berjuang melawan beban masa lalu, tekanan waktu, dan harapan yang begitu besar di pundak seseorang.
Kesimpulan: Hades II Adalah Bukti Bahwa Sekuel Tidak Harus Lebih Besar—Tetapi Lebih Dalam
Supergiant Games tidak sekadar mengulang formula lama. Mereka membangun cerita baru, karakter baru, dan gameplay baru yang terasa lebih dewasa.
Hades II adalah:
-
lebih emosional,
-
lebih gelap,
-
lebih strategis,
-
dan lebih bebas dari pendahulunya.
Jika Hades pertama adalah pemberontakan, Hades II adalah perjalanan mencari keseimbangan. Melinoë bukan hanya pahlawan; ia adalah cerminan perjuangan manusia menghadapi waktu, trauma, dan takdir.
Game ini membuktikan bahwa dunia bawah tidak lagi sekadar tempat melarikan diri. Ia adalah tempat lahirnya harapan baru.
Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Gaming
Baca Juga Artikel Dari: Rise of the Ronin: Petualangan Samurai Modern yang Menggabungkan Sejarah, Aksi, dan Kebebasan Bermain