Jakarta, teckknow.com – Ada sebuah momen kecil yang dulu membuat saya tertegun ketika pertama kali memainkan Baba Is You. Saat itu, saya menatap layar, mencoba memahami mengapa karakter kecil berbentuk kelinci—atau mungkin domba, lucu juga sebenarnya—bisa tiba-tiba berubah menjadi batu. Ternyata jawabannya sederhana: saya sendiri yang mengubahnya.
“Baba Is You” bukan hanya game puzzle biasa. Ia adalah eksperimen logika, permainan bahasa, dan latihan berpikir lateral yang dibungkus dalam visual sederhana khas game indie. Game ini hadir sebagai salah satu judul dengan desain mekanik paling inovatif dalam satu dekade terakhir. Jika selama ini puzzle game biasanya memberi Anda aturan untuk diikuti, game ini menantang Anda dengan kalimat absurd:
Aturannya? Ubah saja.
Konsep manipulasi aturan yang menjadi inti Baba Is You terasa seperti memadukan permainan kata, eksperimen fisika, dan teorema matematika dasar dalam satu platform puzzle. Berbagai portal berita Indonesia pernah menyoroti bagaimana game-game indie kecil dengan konsep unik—seperti Baba Is You, Celeste, atau Undertale—berhasil mengguncang industri berkat orisinalitasnya.
Salah satu jurnalis gim di Indonesia pernah menulis bahwa “Baba Is You adalah contoh nyata bahwa kreativitas dapat melampaui grafik 4K dan bujet produksi raksasa.” Dan saya setuju. Tidak ada ledakan, tidak ada monster raksasa, tidak ada quest panjang bergaya RPG. Tetapi tetap saja, game ini mampu membuat otak pemain berputar seperti rubik yang baru saja dijatuhkan dari meja.
Bagian terbaiknya? Semua kesulitan dalam game ini terasa murni. Tidak ada musuh yang harus dikalahkan, tidak ada timer yang memaksa Anda terburu-buru. Yang perlu Anda lakukan hanyalah berpikir. Namun, justru karena kesederhanaan inilah Baba Is You menjadi candu.
Ada satu aturan sederhana yang perlu diingat sejak Anda pertama kali masuk ke game ini:
Jika sesuatu tampak mustahil, kemungkinan besar Anda hanya belum menemukan aturan mana yang harus diubah.
Dan percayalah, sepanjang permainan, kalimat itu akan terus menghantui Anda.
Gameplay Unik “Baba Is You”: Dimana Bahasa Adalah Mekanik Utama

Untuk benar-benar memahami keunikan Baba Is You, Anda harus melihat bagaimana game ini memperlakukan bahasa. Dalam kebanyakan video game, aturan bersifat tetap. Jika dinding tidak dapat dilewati, maka Anda tidak bisa menembusnya. Jika karakter Anda bukan pemenang, maka Anda kalah. Namun di sini, setiap aturan adalah objek dalam dunia game—bisa didorong, digeser, dibongkar, atau diganti.
Contoh paling sederhana adalah kalimat aturan “BABA IS YOU.” Artinya, Anda mengendalikan Baba. Tetapi jika Anda mendorong kata-kata itu hingga berubah menjadi “ROCK IS YOU,” maka Anda tidak lagi mengendalikan Baba, melainkan batu. Ya, batu—diam, dingin, dan sering kali tidak berguna. Tapi dalam Baba Is You, bahkan batu bisa menjadi pahlawan.
Ketika saya menjelaskan game ini kepada teman yang tidak terlalu memahami puzzle, ia sempat tertawa dan berkata, “Berarti kamu bisa jadi apa aja dong?” Jawaban saya: “Iya, bahkan bisa jadi kemenangan itu sendiri.” Karena memang ada level di mana pemain mengubah aturan menjadi “YOU IS WIN” agar bisa menyelesaikan misi.
Beberapa mekanisme lain yang membuat game ini semakin menarik:
-
Wall Is Stop → Anda tidak bisa menembus dinding.
Namun jika diubah menjadi “Wall Is You,” maka seluruh dinding jadi tubuh Anda. -
Flag Is Win → Menyentuh bendera berarti menang.
Tetapi jika Anda ganti menjadi “Baba Is Win,” maka Anda langsung menang tanpa bergerak. -
Lava Is Hot → Lava membunuh Anda.
Ubahlah ke “Lava Is You,” dan Anda… menjadi lava. Sangat aneh tapi logis, dalam konteks game ini.
Kebebasan untuk memanipulasi sistem seperti ini menghadirkan pengalaman bermain yang “mind-bending”. Banyak pemain menyebut setiap level terasa seperti teka-teki bahasa alih-alih puzzle ruang.
Media di Indonesia pernah membahas bahwa “Baba Is You” tidak hanya menguji kecerdasan, tetapi juga kesabaran pemain. Seringkali pemain merasa sudah menemukan solusi, namun ternyata solusi itu justru membawa mereka ke kebuntuan berikutnya. Dan bagi sebagian gamer, tantangan inilah yang membuat game puzzle seperti ini begitu adiktif.
Secara naratif, game ini memang minimalis. Tidak ada dialog panjang, tidak ada tokoh utama penuh drama. Tetapi keheningannya justru membuka ruang besar untuk refleksi—bahwa terkadang hidup adalah puzzle rumit yang solusinya sederhana, dan yang perlu kita lakukan hanyalah menggeser “aturan” yang salah selama ini.
Tantangan Otak dan Momen “Eureka” yang Memuaskan
Kalau Anda termasuk tipe pemain yang mudah frustasi, Baba Is You bisa menguji kesabaran. Level-level awal terasa mudah, bahkan menyenangkan. Namun memasuki dunia selanjutnya, game ini mulai memperkenalkan aturan baru: sink, melt, shift, move, swap, dan puluhan lainnya. Setiap kata membawa variabel baru, sehingga kombinasi aturan bisa nyaris tak terbatas.
Ada satu level yang masih saya ingat jelas, meski sudah lama saya menamatkan game ini. Level itu membuat saya terdiam hampir 20 menit. Saya yakin solusinya ada, tetapi tak satu pun percobaan saya membuahkan hasil. Sampai akhirnya, saya menyadari bahwa saya tidak perlu memindahkan objek tertentu; yang harus saya lakukan hanyalah membatalkan aturan yang membuat objek itu berbahaya. Dan ketika kalimat itu berubah, seluruh dunia game berubah.
Momen “Eureka!” seperti itu merupakan daya tarik terbesar Baba Is You. Game ini tidak memberi hadiah berbentuk score besar atau animasi meriah. Hadiahnya adalah kepuasan mental—perasaan berhasil memahami sesuatu yang sebelumnya tampak mustahil.
Beberapa pemain bahkan menyebut pengalaman ini mirip ketika menemukan solusi dari soal matematika yang rumit. Bukan soal angka, tetapi soal logika. Menurut laporan media hiburan Indonesia, banyak pemain yang mengatakan game ini memberi mereka pengalaman “berpikir ulang” tentang cara mereka melihat dunia, karena game ini mengajarkan bahwa aturan tidak selalu final—kadang hanya perlu ditata ulang.
Yang menarik, Baba Is You juga menimbulkan diskusi tentang cara otak manusia memproses bahasa dan logika. Ada penelitian mengenai puzzle game yang menyebutkan bahwa permainan jenis ini meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas. Dan saya cukup percaya karena beberapa pemain mengaku game ini membuat mereka lebih terbiasa berpikir lateral.
Visual Sederhana, Namun Efektif: Ketika Minimalisme Menjadi Kekuatan
Bila Anda melihat screenshot Baba Is You, kesan pertama mungkin: sederhana sekali. Bahkan beberapa teman saya menyebut visualnya mirip game buatan anak sekolah. Namun kesederhanaan itu justru memberi ruang bagi mekanik utamanya untuk bersinar. Fokus pemain tidak pernah teralihkan oleh efek visual berlebihan; yang penting adalah kata-kata dalam dunia tersebut.
Game ini menggunakan palet warna yang cerah, kontras, dan mudah dibedakan. Baba digambarkan sebagai karakter kecil berwarna putih yang imut, sementara objek lain seperti dinding, lava, rumput, dan bendera juga dibuat dengan bentuk simpel. Namun kesederhanaan ini bukan tanda kemalasan; justru pilihan artistik yang efektif agar pemain tidak tersesat dalam detail yang tidak relevan.
Media game di Indonesia sempat memuji pendekatan minimalis ini karena “tidak semua game harus terlihat realistis untuk sukses.” Grafik 3D yang luar biasa memang menarik, tetapi game seperti Baba Is You membuktikan bahwa ide kuat jauh lebih penting daripada kilauan visual.
Selain itu, desain minimalis membuat game terasa ringan dan mudah diakses. Bahkan laptop lama sekalipun bisa menjalankan game ini tanpa hambatan. Ini membuat Baba Is You dapat menjangkau audiens luas, dari pelajar hingga profesional yang hanya ingin tantangan cepat setelah bekerja.
Dalam dunia yang dipenuhi game AAA dengan anggaran jutaan dolar, keberadaan game seperti ini menjadi pengingat bahwa kreativitas tidak punya batas. Bahkan game yang tampak seperti coretan anak-anak pun bisa menawarkan pengalaman bermain yang lebih dalam daripada game blockbuster sekalipun.
Mengapa “Baba Is You” Layak Dicoba, Bahkan Jika Anda Bukan Penggemar Puzzle
Ada alasan mengapa Baba Is You berhasil memenangkan berbagai penghargaan internasional dan menarik perhatian media lokal di Indonesia. Game ini bukan hanya puzzle; ia adalah eksperimen kreatif yang mengundang pemain untuk berpikir berbeda.
Beberapa alasan mengapa game ini pantas dicoba:
1. Melatih Cara Berpikir Baru
Game ini memaksa otak Anda untuk meninggalkan pola pikir standar. Solusi yang tepat jarang ditemukan dari percobaan pertama. Anda harus mencoba, gagal, dan mencoba lagi.
2. Cocok untuk Semua Level Pemain
Level awal sangat ramah untuk pemula, sementara level lanjutan menjadi tantangan serius bagi veteran puzzle. Game ini ibarat kawah candradimuka bagi pecinta teka-teki.
3. Memberikan Pengalaman Personal
Setiap pemain menemukan solusinya sendiri. Kadang Anda mungkin menyelesaikan level dengan cara yang bahkan tidak dipikirkan oleh pembuat gamenya.
4. Durasi Bermain Fleksibel
Ingin main lima menit? Bisa. Ingin main satu jam sambil memecahkan satu puzzle saja? Bisa juga.
5. Filosofi di Balik Permainannya Menggugah
Game ini seperti metafora kehidupan. Aturan itu ada, tetapi kadang bisa kita ubah. Kita hanya perlu melihatnya dari sisi lain.
Dan sebagai seorang jurnalis game, saya selalu percaya bahwa sebuah game yang baik bukan hanya yang menyenangkan, tetapi yang memberi ruang untuk refleksi. Baba Is You memberikan hal itu.
Kesimpulan: Game Puzzle yang Menguji Logika, Kreativitas, dan Keberanian Berpikir Luar Batas
Pada akhirnya, Baba Is You adalah salah satu game paling unik yang pernah saya mainkan. Ia tidak berusaha terlihat megah, tidak mencoba menjadi blockbuster, tetapi justru tampil memukau melalui kesederhanaan dan kedalaman idenya. Ini adalah game yang membuat pemain tertawa, frustasi, kagum, dan kadang merasa bodoh—semua dalam waktu bersamaan.
Jika Anda mencari game yang menawarkan wawasan baru, tantangan otak, atau sekadar menghabiskan waktu dengan cara yang lebih bermakna, maka Baba Is You adalah pilihan sempurna. Game ini mengajak Anda untuk bertanya: “Bagaimana jika aturan tidak mutlak?”
Dan seperti dalam hidup, kadang kita hanya perlu menggeser satu kata untuk mengubah segalanya.
Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Gaming
Baca Juga Artikel Dari: Tetris Effect: Ketika Sebuah Game Klasik Menjadi Pengalaman Sensorik yang Mengubah Cara Kita Melihat Dunia