Jakarta, teckknow.com – Sebagai pembawa berita sekaligus penikmat game dunia terbuka, sulit rasanya menahan rasa kagum ketika menyebut Assassin’s Creed Odyssey. Ini bukan game biasa. Ubisoft membangunnya sebagai pengalaman besar: dunia seluas laut Aegea, konflik yang berlapis-lapis, dan perjalanan seorang prajurit bayaran yang mencari identitasnya. Odyssey menjadi pergeseran besar dalam franchise Assassin’s Creed, membawa unsur RPG yang jauh lebih matang.
Game ini punya gaya yang membuat pemain betah berlama-lama. Ada sesuatu yang magis tentang bagaimana Ubisoft meramu dunia Yunani Kuno hingga terasa seolah hidup kembali—lengkap dengan intrik politik, legenda, serta pertarungan besar yang mampu memompa adrenalin.
Cerita yang Penuh Emosi: Keluarga, Nasib, dan Takdir

Odyssey mengajak Anda memulai perjalanan sebagai Kassandra atau Alexios, dua bersaudara yang terpisah oleh sebuah tragedi keluarga. Latar awal ini saja sudah kuat, tetapi Ubisoft membuatnya jauh lebih dalam dengan memberi pemain kebebasan untuk membentuk arah cerita melalui pilihan moral.
Keputusan Anda bukan sekadar variasi dialog—mereka berdampak nyata. Ada pemain yang pernah saya temui, ia awalnya hanya bercanda memilih dialog galak kepada seorang NPC. Tapi kemudian, pilihannya justru memicu efek berantai yang merusak seluruh hubungan dalam beberapa misi berikutnya. Ia tertawa getir sambil berkata, “Saya kira cuma main-main, ternyata dihitung serius sama gamenya.”
Itulah kekuatan narasi Odyssey: ia membalas setiap pilihan Anda.
Dengan latar Perang Peloponnesos, cerita berkembang dalam jalur yang bercabang—mulai dari konflik negara-kota, penyelidikan Cult of Kosmos, hingga perjalanan pribadi untuk memperbaiki hubungan keluarga yang hancur. Tidak ada satu pun yang terasa datar; semuanya didesain untuk membawa dampak emosional.
Dan meskipun ceritanya besar, Odyssey tetap memberikan momen kecil yang indah. Sesederhana obrolan di tepi pantai, membantu warga desa, atau menjalin romansa sesuai keinginan pemain. Dunia ini dibuat seperti kehidupan: penuh detail, penuh konsekuensi, dan penuh kejutan kecil.
Dunia Terbuka Yunani Kuno yang Sangat Hidup
Salah satu alasan Odyssey begitu dipuji media internasional maupun dalam negeri adalah dunia terbukanya yang sangat luas dan detail. Anda tidak hanya melihat Yunani Kuno—Anda mengalaminya.
Pulau-pulau kecil, kota besar yang ramai, kuil megah, dan laut biru membentang sejauh mata memandang. Saat berlayar di tengah malam, suara ombak dan nyanyian awak kapal bisa membuat Anda lupa waktu. Saya sendiri pernah merasakan momen ketika badai menerjang dan langit menggelap begitu cepat. Sensasinya benar-benar seperti dokumenter perjalanan laut, bukan video game.
Setiap wilayah terasa punya identitas sendiri:
-
Attika dengan intrik politiknya
-
Sparta dengan disiplin keras
-
Argolis yang dipenuhi legenda
-
Pulau-pulau kecil yang menyimpan rahasia
Odyssey tidak mendorong Anda untuk buru-buru menyelesaikan misi. Justru, game ini seperti berbisik, “Nikmati perjalananmu.” Banyak pemain mengaku menghabiskan puluhan jam hanya untuk eksplorasi tanpa disentuh cerita utama.
Dan yang menarik, dunia ini tidak hanya besar—tetapi penuh aktivitas: berburu, menyelam, pertempuran laut, perang darat besar, hingga sekadar menikmati pemandangan matahari tenggelam. Dunia ini berdenyut, bereaksi, dan memberi ruang bagi pemain untuk membangun ritme bermainnya sendiri.
Sistem Pertarungan yang Fleksibel dan Menyenangkan
Gameplay Odyssey memberi kebebasan mutlak. Anda bisa menjadi pemburu bayangan yang bergerak senyap, atau prajurit brutal yang menerjang musuh secara langsung. Semua gaya punya tempat masing-masing.
Pertarungan terasa dinamis dengan:
-
serangan cepat dan berat,
-
parry yang memuaskan,
-
skill khusus yang memberi variasi besar,
-
dan sistem gear yang dapat dikustomisasi.
Namun gaya stealth juga sangat kuat. Menjelang malam, menyelinap ke benteng, memanah musuh dari kejauhan—semua itu memberi sensasi “assassin” yang belum hilang dari franchise.
Ada momen lucu yang saya alami: saya sedang menyelinap dengan tenang, lalu tanpa sengaja memukul ayam di dalam benteng. Dalam sekejap seluruh penjaga mengejar saya. Ternyata ayam di Odyssey bisa jadi musuh paling mengganggu kalau Anda ceroboh. Detail-detail kecil seperti ini membuat game terasa hidup dan kadang kocak.
Tak berhenti di darat, pertarungan laut pun kembali menjadi elemen besar. Anda bisa meningkatkan kapal, merekrut awak, dan bertempur melawan armada musuh. Rasanya seperti memimpin pasukan dalam film sejarah.
Gameplay Odyssey bukan hanya soal menang. Ini soal bagaimana Anda menciptakan gaya bermain yang unik untuk diri sendiri.
Pilihan Moral yang Berdampak Nyata
Odyssey terkenal bukan hanya karena kebebasannya, tetapi karena konsekuensi dari setiap pilihan. Tidak ada jawaban benar atau salah. Semua pilihan adalah cermin dari nilai pemain.
Ada misi terkenal tentang desa yang terkena wabah. Jika Anda mengikuti perintah pendeta, Anda harus membunuh para warga untuk mencegah penyebaran. Tapi jika Anda mengampuni mereka, ada risiko besar yang datang kemudian. Banyak pemain yang mengaku terkejut saat efek pilihannya muncul kembali puluhan jam kemudian.
Hubungan personal pun bisa berubah drastis. Anda bisa berromansa, bertikai, atau bahkan membentuk ulang hubungan keluarga yang sudah retak sejak awal. Game ini bukan hanya meminta pemain menyelesaikan misi, melainkan menimbang moralitas setiap keputusan.
Inilah yang membuat setiap pengalaman pemain berbeda. Anda dan teman Anda mungkin sama-sama menamatkan Odyssey, tetapi jalur cerita dan hasil akhirnya bisa sangat kontras.
Warisan Besar Odyssey dalam Dunia Assassin’s Creed
Ketika Odyssey dirilis, banyak yang menyebut game ini sebagai titik balik besar dalam franchise. Ubisoft mengambil langkah berani: membawa Assassin’s Creed ke arah RPG yang jauh lebih bebas.
Game-game selanjutnya jelas terpengaruh. Dunia yang besar, pilihan moral, sistem gear, dan gaya bermain yang fleksibel semuanya berakar kuat dari Odyssey.
Banyak media game menilai Odyssey sebagai salah satu eksperimen Ubisoft paling sukses. Dunia Yunani Kuno yang dibangun begitu detail hingga menjadi bahan peliputan internasional. Dan sampai hari ini, komunitas Assassin’s Creed masih sering membahas teori, karakter, hingga moment tak terlupakan dari game ini.
Anda tahu sebuah game hebat ketika diskusinya terus hidup bertahun-tahun setelah rilis. Odyssey adalah salah satunya.
Kesimpulan: Mengapa Assassin’s Creed Odyssey Layak Dimainkan Kapan Saja
Odyssey bukan hanya game action RPG. Ia adalah pengalaman. Dunia Yunani Kuno yang luas dan hidup, pertarungan seru, cerita emosional, serta pilihan moral yang mengguncang membuatnya salah satu game terbaik dalam franchise modern.
Bila Anda baru ingin memulai petualangan ini, bersiaplah tenggelam dalam dunia besar yang penuh kejutan. Dan jika Anda sudah pernah menamatkannya, mungkin inilah waktunya kembali—karena dunia Odyssey selalu punya cerita baru untuk ditemukan.
Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Gaming
Baca Juga Artikel Dari: No Man Sky: Perjalanan Tanpa Batas di Semesta yang Terus Berevolusi