Jakarta, teckknow.com – Suatu malam, saya dan tiga teman memutuskan untuk menyelam ke dunia Sea of Thieves. Kami baru saja selesai download gamenya, dan seperti anak-anak kecil yang masuk ke taman bermain bajak laut, kami langsung rebutan siapa yang mau jadi kapten. Akhirnya kami undi. Hasilnya? Kaptennya malah si Andra yang biasanya paling banyak AFK.
Begitulah awal kisah banyak pemain Sea of Thieves. Game ini bukan soal siapa yang paling jago tembak-tembakan, tapi tentang petualangan yang kamu ciptakan sendiri. Dan percayalah, dalam game ini, kekacauan adalah bagian dari seni.
Dikembangkan oleh Rare dan dirilis oleh Xbox Game Studios pada 2018, Sea of Thieves adalah permainan bajak laut dunia terbuka (open-world pirate game) yang menawarkan pengalaman kooperatif dan kompetitif dalam satu paket yang absurd sekaligus indah. Kamu bisa main solo, duo, atau bareng kru sampai 4 orang—semuanya berbagi satu kapal, satu tujuan, dan sering kali… satu bencana.
Gameplay: Antara Romantisnya Petualangan dan Drama Internal
Bayangkan ini: kamu mengarungi lautan luas, mengejar harta karun, sambil waspada dari serangan tengkorak, megalodon, atau pemain lain yang bisa muncul tiba-tiba seperti mantan yang belum move on. Gameplay Sea of Thieves bisa berubah dari tenang jadi penuh panik dalam hitungan detik.
Kegiatan utama? Banyak banget:
-
Menyelesaikan Voyage dari berbagai faksi (Gold Hoarders, Order of Souls, dll)
-
Menyanyikan lagu di kapal sambil mabuk (in-game ya, tenang aja)
-
Berlayar dan menjaga arah layar sesuai arah angin—ini beneran bikin teamwork terasa nyata
-
Berburu kapal tenggelam, menyelam cari loot, lalu dighosting oleh crew sendiri karena lupa naik kapal
Yang bikin game ini beda adalah immersive teamwork-nya. Gak ada mini map atau indikator “ini arah lo ke mana”—semua navigasi pakai peta fisik di kapal. Artinya? Salah satu kru harus jadi navigator beneran. Dan kalau kamu kira gampang, tunggu sampai kamu panik karena dikejar Kraken.
Contohnya, saya pernah jadi navigator dan dengan percaya diri bilang “Arah timur laut!”. Tapi ternyata saya baca peta kebalik, dan kami nyasar ke Red Sea—zona mati yang literally bikin kapal kamu meledak kalau gak cepet putar balik.
Dunia dan Estetika: Lukisan Digital yang Hidup
Tak bisa dibantah: Sea of Thieves adalah salah satu game dengan visual paling memikat yang pernah ada. Lautan biru yang mengayun pelan saat matahari terbenam, badai yang muncul dengan awan tebal dan petir menyambar, hingga aurora misterius di malam hari—semuanya terasa seperti lukisan hidup yang bisa kamu jelajahi.
Rare merancang dunia ini dengan filosofi “player-driven stories”. Artinya, bukan AI atau script yang menentukan jalan ceritamu, tapi pemain itu sendiri. Setiap pulau punya nuansa, struktur, dan lore yang menunggu diungkap. Bahkan di tengah laut sekalipun, kamu bisa tiba-tiba bertemu dengan bangkai kapal berisi jurnal rahasia atau sesosok musuh misterius.
Dan jangan lupakan Sea Forts, Skeleton Ships, Ashen Lords, dan tentu saja—Ghost Ships. Game ini tidak pernah kekurangan kejutan. Bahkan kadang, terlalu banyak kejutan sampai kamu berpikir, “Oke ini udah kayak telenovela laut.”
Komunitas Pemain: Dari Roleplay Serius Sampai Bajak Laut Tukang Karaoke
Kalau kamu pikir komunitas Sea of Thieves cuma berisi bocah toxic dan spammer voice chat, pikir lagi. Justru komunitas inilah yang membuat game ini hidup jauh lebih lama dari yang diprediksi banyak orang saat rilis pertama kali.
Ada grup yang full RP (roleplay), di mana mereka bakal serius banget pura-pura jadi bajak laut tahun 1700-an, lengkap dengan aksen dan sapaan seperti “Ahoy, matey!”. Ada juga yang bikin acara sendiri, seperti balapan perahu layar, kontes fashion bajak laut, atau pertunjukan musik in-game.
Salah satu yang paling viral adalah kisah kru “The Grogers”—tim beranggotakan 4 orang yang menyelinap ke server musuh hanya untuk… menyanyi lagu sea shanty di depan kapal musuh. Bukan cuma lucu, aksi mereka juga bikin banyak pemain sadar kalau PvP (player versus player) itu bisa fun tanpa harus jadi toxic.
Dan ya, Sea of Thieves bukan untuk semua orang. Tapi kalau kamu suka eksplorasi, drama spontan, dan sesekali bikin keputusan yang bikin kru kamu ingin mengikat kamu di tiang kapal—this is your game.
Update, Evolusi, dan Masa Depan Sea of Thieves
Pada awal rilis, game ini sempat dikritik karena konten yang terasa “kosong”. Tapi sejak 2018 hingga kini, Sea of Thieves telah mengalami transformasi besar.
Update rutin seperti Tall Tales (misi naratif), Seasons, dan kolaborasi besar seperti dengan Pirates of the Caribbean benar-benar membawa nafas baru. Kolaborasi dengan Disney ini bukan cuma gimmick, tapi menyatu dengan lore game—Captain Jack Sparrow menjadi bagian dari kisah panjang Sea of Thieves.
Sejak sistem Season Pass diterapkan, pemain juga merasa lebih punya arah dalam progres. Plus, kosmetik yang ditawarkan di Pirate Emporium makin absurd dan keren, dari monyet bertopi Viking hingga kapal dengan tema cyberpunk.
Di tahun 2025, Rare dikabarkan sedang menyiapkan konten PvE-PvP hybrid baru, dan bahkan mode kompetitif yang tetap santai. Tapi kabar terbaik? Mereka tidak akan membuat Sea of Thieves 2 dalam waktu dekat. Karena, menurut developer, dunia ini terlalu luas dan sayang untuk diulang dari nol.
Kenapa Sea of Thieves Tetap Relevan di Era Game Serba Cepat?
Jawabannya simpel: human connection. Sea of Thieves adalah salah satu dari sedikit game yang masih memprioritaskan komunikasi, improvisasi, dan kekacauan kolektif yang justru menyenangkan.
Di saat banyak game terobsesi dengan win-rate, leaderboard, atau monetisasi agresif, Sea of Thieves justru ngajak kamu: “Yuk, santai. Yuk, jadi bajak laut konyol bareng.”
Apakah ada PvP? Iya. Tapi apakah kamu juga bisa menghabiskan 3 jam cuma mancing dan main musik? Jelas bisa. Dan itu sah-sah aja.
Dalam dunia yang makin cepat, mungkin kita memang butuh game yang ngajak kita untuk… berhenti sejenak, liat matahari terbenam digital, dan tertawa bareng teman karena lupa naikin jangkar.
Penutup: Apakah Sea of Thieves Cocok Buat Kamu?
Kalau kamu mencari game dengan plot linear dan jelas, Sea of Thieves mungkin bikin kamu frustrasi. Tapi kalau kamu ingin pengalaman yang:
-
Dinamis, penuh kejutan
-
Bisa bikin kamu ngakak dan kesel dalam waktu bersamaan
-
Membangun teamwork dan komunikasi
-
Dan paling penting: bisa nyanyi bareng sambil ngelaut
Maka Sea of Thieves adalah dunia yang patut kamu coba masuki. Siapkan kru, jaga layar, dan ingat satu hal penting:
Kalau kamu lupa bawa pisang (buat healing), ya siap-siap ditinggal tenggelam.
Baca Juga Artikel dari: Blades Of Brim: Serunya Jadi Hero di Dunia Fantasi
Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Gaming