Kalau kamu pernah membayangkan hidup sebagai penyihir yang tinggal di hutan, bebas dari perintah kerajaan, dikelilingi oleh alam yang hidup dan penuh rahasia, maka Reka mungkin adalah game yang bisa jadi pelarian terbaikmu. Jujur aja, waktu pertama kali aku lihat trailer-nya, aku langsung mikir, “Ini bukan sekadar game biasa—ini pengalaman hidup dalam legenda.”
Reka, game yang dikembangkan oleh studio indie asal Jerman bernama Emberstorm Entertainment, membawa kita ke dunia yang terinspirasi dari mitologi Slavia. Bukan dunia penuh ksatria atau naga klasik ala barat, tapi hutan-hutan tua yang penuh dengan makhluk setengah bayangan, desa-desa kuno, dan sihir yang tumbuh dari akar pohon.
Dan bagian terbaiknya? Kamu bukan petarung atau raja. Kamu adalah penyihir muda, murid dari Baba Jaga—sosok mitos yang dikenal sebagai wanita tua berhidung bengkok yang tinggal di rumah berkaki ayam.
Dunia yang Bernapas
Salah satu hal pertama yang aku sadari waktu main Reka adalah betapa hidupnya dunianya. Hutan nggak cuma jadi latar pemandangan. Pohon bergoyang pelan seperti sedang mengamati kamu. Akar-akar seolah bisik-bisik. Setiap daerah punya rasa unik: ada rawa berkabut yang bikin bulu kuduk merinding, ada padang ilalang emas tempat rusa liar berkeliaran, ada danau yang memantulkan bintang-bintang seolah langitnya ada dua.
Dunia di Reka juga semi-open world, dan sistemnya prosedural. Artinya, tiap permainan bisa beda, tapi tetap mempertahankan tone atmosferik yang kuat. Nggak pernah terasa kosong atau asal-asalan.
Dan yang paling keren? Kamu bisa bawa rumahmu sendiri.
Rumah Berkaki Ayam: Markas Penyihir yang Hidup
Bukan main, ini mungkin fitur paling unik yang pernah aku temui di game fantasy eksploratif: rumahmu bisa jalan sendiri.
Yep, rumah berkaki ayam—terinspirasi langsung dari rumah Baba Jaga dalam legenda Slavia. Tapi di sini, kamu bisa memodifikasinya. Mau bentuknya agak gotik, atau minimalis magis dengan banyak rak ramuan? Bisa banget. Rumah ini jadi markas kamu, tempat crafting, menyimpan barang, tidur, dan bahkan sebagai kendaraan buat menjelajah.
Bayangin kamu jalan pelan-pelan di dalam rumahmu sendiri, lalu buka jendela dan lihat kaki raksasa dari kayu melangkah di antara hutan berkabut. Aneh tapi keren parah.
Interaksi dengan Dunia: Bukan Cuma NPC dan Quest
Yang aku suka dari Reka adalah betapa personal interaksinya. Kamu bisa ngobrol dengan penduduk desa, bantu mereka atau… acuhkan. Tapi nggak berhenti di situ.
Ada makhluk-makhluk mistis yang nggak bisa didekati sembarangan. Kadang mereka menampakkan diri, kadang mereka cuma mengamati dari balik kabut. Beberapa makhluk bisa kamu bantu, beberapa bisa memberi hadiah, tapi kalau kamu salah bicara—mereka bisa hilang selamanya.
Itu yang bikin tiap interaksi terasa penting. Ini bukan sistem reputasi angka-angka, tapi konsekuensi cerita.
Sistem Kerajinan dan Ramuan yang Dalam tapi Santai
Sebagai penyihir, kamu nggak akan bawa pedang besar atau busur. Tapi kamu akan punya buku ramuan, bahan-bahan liar, dan kekuatan alam.
Sistem crafting di Reka dibuat sangat intuitif. Kamu bisa membuat:
-
Ramuan penyembuh
-
Obat penenang binatang
-
Asap pelindung
-
Jamu tidur buat musuh
Aku pribadi suka ngumpulin bahan dari jamur langka, tanaman liar, bahkan bulu burung dari hutan. Setiap bahan bisa digabung untuk efek yang beda. Dan semuanya dijelaskan dengan gaya tulisan seperti jurnal kuno, bikin pengalaman makin imersif.
Cerita: Perjalanan Penyihir Muda
Kamu memulai petualangan sebagai murid dari Baba Jaga, yang tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Tugasmu? Menyusuri dunia, menguak rahasia hutan, dan menemukan apa yang sebenarnya terjadi pada gurumu.
Tapi jangan harap jalanmu lurus dan terang. Reka nggak memberi semua jawaban dengan cepat. Justru kamu bakal sering ditantang oleh pertanyaan moral: apakah kamu akan membantu manusia yang sering merusak alam, atau justru membela makhluk-makhluk liar yang terpinggirkan?
Cerita di Reka ditulis oleh Rhianna Pratchett (yep, penulis Tomb Raider), jadi wajar kalau narasinya terasa tajam, penuh misteri, dan kadang menyentuh.
Sistem Karakter Reka: Cantik tapi Bukan Boneka
Salah satu hal menyenangkan adalah kamu bisa kustomisasi tampilan Reka. Rambut, pakaian, aksesoris sihir—semuanya bisa diubah. Tapi ini bukan soal fashion doang.
Pakaianmu punya efek:
-
Jubah tertentu membuat kamu tahan dingin
-
Sepatu dari kulit rusa mempercepat gerak di lumpur
-
Kalung dari tulang rusa bisa meningkatkan efek sihir tertentu
Dan kamu bisa temukan semua ini sambil menjelajah. Jadi sistem RPG-nya tetap relevan tanpa terasa angka-angka banget.
Visual dan Suara Reka: Hutan yang Bicara
Secara visual, Reka itu memanjakan mata tapi nggak berlebihan. Gaya seninya semi-realistis, dengan palet warna lembut, cocok banget buat nuansa hutan magis.
Tapi yang bikin aku benar-benar tenggelam? Suara alamnya.
Burung yang bernyanyi dari kejauhan, daun-daun berbisik, suara akar yang bergesekan saat rumahmu melangkah. Bahkan saat senyap, kamu bisa “dengar” bahwa hutan itu hidup.
Musiknya juga pas. Nggak nyolok, tapi muncul di saat yang tepat—terutama saat kamu menemukan tempat baru atau masuk ke area misterius.
Komunitas dan Perkembangan Game Reka
Karena saat ini Reka masih dalam Early Access di Steam, komunitasnya masih berkembang, tapi sudah sangat suportif.
Aku join forum diskusinya dan pengembang dari Emberstorm aktif banget merespon. Banyak fitur dan perbaikan teknis langsung ditindak setelah feedback. Mereka juga transparan soal roadmap dan update mendatang.
Ada kabar mereka akan menambahkan:
-
Area rawa baru dengan monster unik
-
Sistem hubungan antar desa
-
Mini-boss berupa roh hutan jahat
-
Versi co-op ringan di masa depan
Mereka juga janji konten cerita tambahan hingga versi penuh rilis di 2025.
Tips Main Buat Pemula
Dari pengalaman pribadiku, ini tips penting buat kamu yang baru main:
-
Selalu kumpulkan bahan, bahkan kalau belum tahu fungsinya.
-
Jangan abaikan desa kecil—banyak cerita penting justru muncul dari NPC pinggiran.
-
Pelajari peta angin—beberapa kabut nggak bisa dilewati tanpa ramuan khusus.
-
Bawa obor: malam di hutan Reka bisa sangat gelap dan mematikan.
-
Manfaatkan rumah berkaki ayam—itu bisa melindungi dan jadi tempat kabur cepat.
Mengapa Game Ini Beda dari yang Lain?
Reka bukan game eksplorasi biasa. Bukan juga RPG tempur klasik. Dia berdiri di ruangnya sendiri—antara puisi, simulasi alam, dan dongeng gelap.
Dan mungkin karena itu aku suka banget. Kadang aku capek sama gaming yang terlalu kompetitif. Reka ngajak aku melambat, melihat, mendengar, dan merasa.
Kamu bukan pahlawan dunia. Kamu cuma penyihir muda yang mencoba memahami dunia yang kompleks. Tapi justru itu yang bikin Reka terasa… jujur.
Masa Depan Reka
Melihat visi Emberstorm Entertainment, aku percaya Reka bisa jadi salah satu game indie terkuat beberapa tahun ke depan.
Mereka nggak mengejar ledakan aksi. Mereka bikin sesuatu yang “hidup,” dan itu butuh keberanian tersendiri.
Dan aku akan terus ikuti perjalanannya.
Kalau kamu suka dunia penuh misteri, menyukai sihir alam, dan mencari pengalaman naratif yang imersif, kamu mungkin akan jatuh cinta juga.