Project Entropy: Game Sci-Fi Mobile Makin Viral Sekadar Hype?

Jakarta, teckknow.com – Sore itu, notifikasi dari grup Discord gamer lokal tiba-tiba penuh. “Bro, lo udah cobain Project Entropy belum?” kata salah satu anggota yang biasanya jarang ngomong. Beberapa menit kemudian, muncul tangkapan layar karakter armored futuristic, robot tempur, dan peta dunia yang menyerupai Mars. Saya—yang awalnya skeptis karena sudah terlalu sering kecewa sama game sci-fi yang overpromise—jadi penasaran.

Dan begitulah saya masuk ke dunia Project Entropy. Sebuah game MMO shooter dengan latar luar angkasa, tema perang antargalaksi, dan grafis yang—harus diakui—lumayan ambisius untuk ukuran game mobile. Tapi apakah game ini cuma sekadar visual bagus doang? Atau ada sesuatu yang bisa bikin pemain stay?

Dalam artikel panjang ini, saya akan membedah Project Entropy dari banyak sisi. Bukan hanya review teknis, tapi juga dari sudut pandang naratif, pengalaman pemain, dan tentu saja… potensi jangka panjangnya. Cocok buat kamu yang sedang cari game baru tapi masih ragu untuk instal.

Apa Itu Project Entropy? Ambisi Sci-Fi dalam Genggaman

Project Entropy

Project Entropy adalah game MMO open-world bertema sci-fi yang dikembangkan oleh FunPlus International, studio game yang juga pernah merilis sejumlah judul sukses di pasar global. Dirilis secara global pada tahun 2023, Project Entropy mengusung konsep peperangan antarkoloni di sebuah planet asing bernama “Gleccius,” yang disebut-sebut sebagai “planet penuh kekacauan dan peluang.”

Beda dengan game mobile lainnya yang lebih ke arah fantasy RPG atau battle royale biasa, Project Entropy mencoba menghadirkan kombinasi unik antara:

  • FPS (First-Person Shooter)

  • MMO Open World

  • Eksplorasi planetary dan survival sci-fi

Bayangkan campuran antara Destiny 2, Halo, dan PUBG—tapi dalam skala mobile. Terlalu ambisius? Bisa jadi. Tapi justru di sinilah menariknya.

Fitur Unggulan yang Langsung Terlihat:

  • Mode pertempuran skala besar hingga ratusan pemain secara bersamaan.

  • Kustomisasi karakter dan armor bergaya futuristic mecha.

  • Aliansi dan sistem faksi layaknya EVE Online mini versi mobile.

  • Eksplorasi planet asing dengan kendaraan darat dan drone.

  • Storyline futuristik dengan potensi lore yang dalam.

Dan meskipun beberapa fitur baru dibuka seiring progres, Project Entropy dari awal langsung mengajak pemainnya untuk nyemplung ke tengah kekacauan dunia baru yang brutal dan penuh kompetisi.

Grafik, UI, dan Performa: Mewah Tapi Butuh Mesin Kuat

Pertama kali masuk ke game ini, yang langsung bikin melongo adalah grafis dan atmosfer-nya. Untuk ukuran mobile game, Project Entropy punya visual yang bisa dibilang sekelas game PC medium-end. Dari desain armor, efek senjata plasma, hingga tekstur environment planet asing yang penuh batuan, kabut, dan struktur alien—semuanya terlihat cukup matang.

Plus:

  • Desain karakter futuristik dan bisa dikustomisasi.

  • Efek suara tembakan, ledakan, dan komunikasi faksi sangat immersive.

  • Navigasi peta dan pergerakan terasa responsif (kalau perangkat kuat).

Minus:

  • HP mid-range mulai ngos-ngosan di pertempuran besar.

  • Panas dan drop frame terasa di beberapa model.

  • Loading awal cukup lama dan kadang stuck di device Android lama.

Dari hasil ngobrol di komunitas Reddit dan Discord, mayoritas pemain menyarankan minimum RAM 6GB dan chipset Snapdragon seri 700 ke atas untuk dapat pengalaman optimal. Kalau HP-mu masih entry level, lebih baik pikir-pikir dulu atau set grafik ke minimum.

Gameplay dan Mekanisme: Cepat, Kompleks, dan Butuh Koordinasi

Hal lain yang bikin Project Entropy beda dari game mobile biasa adalah mekanisme gameplay-nya yang kompleks. Ini bukan game yang bisa kamu mainkan sambil rebahan sambil nonton YouTube. Setidaknya, tidak kalau kamu ingin menang.

A. Mode Utama:

  • World War Mode: Mode PvP skala besar antar faksi, bisa ratusan pemain sekaligus.

  • Exploration Mode: Mode PvE untuk menyelesaikan misi, mencari resource, dan unlock upgrade.

  • Campaign Story: Meski tidak utama, campaign menawarkan lore dan narasi yang lumayan menarik untuk ukuran mobile.

B. Sistem Progression:

  • Level karakter dan equipment

  • Upgrade armor dan senjata dengan chip khusus

  • Skill dan pasif yang dibuka lewat riset teknologi

  • Drone pendukung, kendaraan tempur, dan turret otomatis

Buat kamu yang suka grinding dan crafting, game ini bisa jadi candu baru. Tapi untuk pemain kasual, justru bisa jadi overwhelming. Perlu waktu buat adaptasi.

Saya pribadi butuh hampir seminggu hanya untuk benar-benar memahami sistem alliance dan loadout optimal per role.

Komunitas dan Sistem Sosial: Perang Digital atau Diplomasi?

Salah satu hal paling menarik dari Project Entropy adalah elemen sosial dan komunitasnya. Bukan cuma soal chatting atau mabar, tapi sistemnya benar-benar mendukung interaksi antar pemain dalam skala besar.

Ada Fitur Apa Saja?

  • Faksi/Alliance System: Pemain bisa bergabung dalam faksi besar dengan struktur komando.

  • Guild Internal: Di dalam faksi, ada guild yang punya objektif dan war zone tersendiri.

  • Voice Chat dan Quick Command: Koordinasi tim lebih hidup (dan kadang rusuh).

  • Event PvP skala dunia: Turnamen dan pertempuran terjadwal antarfaksi.

Saya pernah gabung dalam aliansi regional Asia yang bernama “Iron Dawn.” Tiap malam, kami punya jadwal serangan ke area musuh, dan tugas saya waktu itu adalah pilot drone reconnaissance. Ada perasaan bangga dan deg-degan waktu koordinasi lewat voice channel dan berhasil nyusup ke markas musuh. Rasanya lebih seperti main MMORPG PC, bukan mobile.

Tapi ya, komunitas yang aktif juga artinya… toxic bisa muncul. Drama antar faksi, intrik guild, sampai sindiran di global chat itu biasa. Seperti dunia sosial mini yang bergerak 24/7.

Kekurangan dan Potensi Jangka Panjang: Masih Ada PR Besar

Sekeren apapun game baru, pasti tetap ada sisi yang bikin gerah. Dan Project Entropy juga gak luput dari kekurangan.

Beberapa Catatan Penting:

  • Pay-to-Win?
    Walau game ini tidak terlalu agresif di awal, pemain yang top-up punya keuntungan besar dalam gear dan upgrade.

  • Resource berat dan boros baterai.
    Main 1 jam bisa habiskan 25–30% baterai. Kalau main pakai Wi-Fi, device cepat panas.

  • Konten repetitif setelah mid-level.
    Tanpa event baru, beberapa misi jadi monoton.

  • Masalah bug dan desync masih sering muncul.
    Terkadang karakter bisa stuck atau game crash di pertempuran besar.

Meski begitu, roadmap Project Entropy cukup menjanjikan. Developer sudah mengumumkan rencana ekspansi planet baru, mode survival terbatas waktu, hingga fitur NFT marketplace (yang masih menuai pro dan kontra).

Kalau mereka konsisten dan mendengarkan feedback komunitas, game ini punya potensi besar untuk jadi franchise mobile sci-fi jangka panjang.

Penutup: Layak Main, Tapi Bukan untuk Semua Orang

Project Entropy bukan game mobile “ngasal.” Ini adalah salah satu game sci-fi paling ambisius yang pernah hadir di platform smartphone. Tapi juga bukan game yang cocok untuk semua orang.

Kalau kamu pemain yang suka tantangan, suka eksplorasi dunia baru, dan suka kerjasama skala besar—game ini sangat layak buat kamu coba. Tapi kalau kamu tipe casual yang cuma cari game santai buat killing time… mungkin ini bukan pilihan terbaik.

Saya pribadi akan terus main—minimal seminggu beberapa kali—karena saya suka atmosfer futuristik dan konsep komunitas yang hidup. Tapi saya juga realistis: game ini masih dalam masa adaptasi. Banyak potensi, tapi juga masih banyak PR.

Yang jelas, Project Entropy sudah membuka mata kita bahwa mobile gaming gak harus selalu soal gacha atau farming pasif. Ada ruang untuk perang, taktik, dan kisah manusia di planet asing.

Baca Juga Artikel dari: Menyelami Dunia Realm Grinder: Strategi, Tips, dan Serunya Bermain Idle Game yang Cerdas

Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Gaming

Author