Jakarta, teckknow.com – Bayangkan sebuah rumah tua di pinggiran kota. Catnya mengelupas, dinding penuh bercak, lantainya kusam. Tidak ada yang meliriknya, bahkan pemilik sebelumnya menyerah merawatnya. Namun, di tangan seorang pemain House Flipper, rumah itu bisa disulap jadi hunian modern dengan cat segar, dapur minimalis, hingga kamar mandi mewah.
Inilah pesona House Flipper, game simulasi renovasi rumah yang viral sejak pertama kali dirilis. Game ini bukan hanya soal mengecat dinding atau mengganti lampu, melainkan juga mengajarkan bagaimana proses membeli, memperbaiki, lalu menjual rumah dengan keuntungan. Bagi sebagian orang, House Flipper terasa seperti The Sims versi lebih realistis, dengan fokus pada aspek desain interior dan bisnis properti.
Apa Itu House Flipper?
House Flipper adalah game simulasi yang dikembangkan oleh Empyrean dan diterbitkan oleh Frozen District. Pertama kali dirilis pada 2018, game ini langsung mendapat sambutan hangat karena konsepnya unik. Alih-alih fokus pada aksi atau cerita, House Flipper mengajak pemain untuk:
-
Membeli rumah tua dengan harga murah.
-
Membersihkan, merenovasi, dan mendesain ulang rumah.
-
Menjual kembali rumah yang sudah direnovasi dengan harga lebih tinggi.
Di dalamnya, pemain bisa mengecat dinding, memasang ubin, memperbaiki pipa, bahkan menata perabotan dengan detail. Setiap pekerjaan terasa nyata karena menggunakan sistem first-person, membuat pengalaman renovasi lebih imersif.
Fitur Utama yang Membuat Ketagihan
1. Renovasi Lengkap
Pemain tidak hanya mengecat atau mendekorasi. Ada pula pekerjaan teknis seperti memasang radiator, mengganti pipa air, atau memperbaiki instalasi listrik.
2. Kustomisasi Interior
Inilah fitur paling digemari. Pemain bisa memilih warna cat, gaya furnitur, hingga menata ruangan sesuai selera.
3. Misi dan Tantangan
Selain membeli dan menjual rumah, ada misi khusus seperti memperbaiki apartemen klien atau merenovasi kantor.
4. Ekspansi dan DLC
Game ini semakin kaya dengan DLC (Downloadable Content) seperti Garden Flipper yang memungkinkan desain taman, atau Luxury Flipper dengan fokus pada rumah mewah.
Seorang gamer Indonesia pernah menulis di forum, “Rasanya kayak beneran jadi kontraktor. Bedanya, kalau salah cat di game ini tinggal undo, kalau di dunia nyata bisa habis jutaan.”
Mengapa House Flipper Begitu Populer?
Ada beberapa alasan mengapa House Flipper mencuri hati banyak gamer:
-
Relatable: Semua orang pernah membayangkan punya rumah impian. Game ini memberi ruang untuk mewujudkannya.
-
Santai tapi Menantang: Tidak ada musuh atau waktu terbatas. Namun, pemain tetap tertantang untuk membuat desain terbaik dan meraih keuntungan.
-
Kreativitas Tanpa Batas: Dengan ribuan kombinasi desain, tiap rumah bisa tampil unik.
-
Tren Konten Digital: Banyak YouTuber dan streamer menjadikan House Flipper konten populer, menampilkan transformasi rumah yang dramatis.
Saat pandemi, popularitasnya melonjak lagi. Banyak orang merasa game ini memberi healing karena bisa “bersih-bersih” dan “mendekorasi” tanpa harus keluar rumah.
Perbandingan dengan Game Serupa
House Flipper sering dibandingkan dengan game seperti The Sims, Animal Crossing, atau Minecraft. Bedanya, House Flipper lebih fokus pada realisme pekerjaan rumah.
-
The Sims: Lebih pada kehidupan sehari-hari, sedangkan House Flipper hanya fokus renovasi.
-
Animal Crossing: Mengandalkan gaya imut dan koleksi, sedangkan House Flipper realistis.
-
Minecraft: Memberi kebebasan membangun, tapi grafisnya kotak-kotak, tidak realistis.
Dengan grafis 3D yang detail, House Flipper jadi pilihan bagi mereka yang ingin pengalaman renovasi nyata, bukan sekadar imajinasi kartun.
Dampak Psikologis dan Inspirasi Nyata
Menariknya, banyak pemain mengaku House Flipper memengaruhi cara mereka melihat rumah di dunia nyata.
-
Belajar Mendesain: Pemain jadi lebih paham soal kombinasi warna, tata ruang, dan pencahayaan.
-
Efek Relaksasi: Aktivitas membersihkan atau mengecat di game terasa menenangkan.
-
Inspirasi Renovasi Nyata: Ada pemain yang mengaku mempraktikkan ide desain dari House Flipper ke rumah mereka sendiri.
Contohnya, seorang mahasiswa arsitektur di Surabaya mengatakan bahwa HouseFlipper membantunya mengasah kreativitas sebelum mengerjakan tugas desain interior.
House Flipper di Indonesia – Komunitas dan Tren
Di Indonesia, House Flipper punya basis penggemar yang aktif. Banyak komunitas gamer membagikan desain rumah mereka di media sosial. Ada juga YouTuber lokal yang rutin mengunggah konten renovasi rumah virtual dengan gaya humoris.
Selain itu, HouseFlipper sering masuk obrolan soal investasi properti. Meski hanya game, banyak orang merasa ini memberi gambaran sederhana tentang bisnis beli-rumah-jual.
Tren ini makin kuat ketika banyak anak muda Indonesia yang tertarik dengan dunia desain interior. Game seperti HouseFlipper jadi semacam playground kreatif sebelum mereka benar-benar mencoba di dunia nyata.
Masa Depan House Flipper dan Sekuelnya
Kesuksesan HouseFlipper melahirkan sekuel: House Flipper 2, yang dirilis dengan grafis lebih modern, fitur renovasi lebih detail, dan mode cerita yang lebih panjang.
Ekspektasi gamer tinggi. Banyak yang berharap ada sistem ekonomi lebih kompleks, pilihan furnitur lebih luas, bahkan multiplayer untuk renovasi bersama teman.
Melihat tren industri game, simulasi seperti ini punya masa depan cerah. Pasarnya unik: gamer yang tidak suka kompetisi, tapi ingin kreativitas, relaksasi, dan kepuasan melihat hasil kerja nyata.
Penutup: Dari Game ke Realita
House Flipper bukan hanya sebuah game. Ia adalah refleksi dari impian banyak orang untuk memiliki rumah yang indah, nyaman, dan sesuai selera. Lewat mekanisme sederhana tapi detail, HouseFlipper mengajarkan bahwa renovasi rumah bukan hanya soal cat dinding, melainkan juga seni menata hidup.
Bagi sebagian orang, HouseFlipper mungkin hanyalah hiburan digital. Namun, bagi banyak pemain lain, ia adalah ruang untuk berkreasi, belajar, bahkan mendapatkan inspirasi nyata. Dan siapa tahu, mungkin suatu hari nanti, berkat game ini, lahirlah generasi arsitek atau desainer interior baru dari ruang tamu yang dulu hanya dipenuhi monitor dan keyboard.
Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Gaming
Baca Juga Artikel Dari: Euro Truck Simulator 2: Ekonomi dan Gaya Hidup Para Gamer