Ketika pertama kali saya mendengar tentang Dark Souls III, hal pertama yang terlintas adalah reputasinya: game ini brutal, bikin frustrasi, tapi juga sangat memuaskan. Saya ingat teman saya dengan santai berkata, “Kalau mau santai, jangan main ini.” Tentu saja, saya yang keras kepala justru semakin penasaran. Kalau kamu baru mulai Dark Souls III, izinkan saya berbagi pengalaman dan pelajaran yang saya dapatkan—sebagian besar dari mati berkali-kali.
Awal yang Penuh Kebingungan
Ketika game dimulai, saya merasa seperti dilempar ke tengah arena tanpa penjelasan apa pun. Tidak ada tutorial yang detail, hanya sedikit petunjuk di layar. Tapi hei, itulah Dark Souls III! Saya memutuskan untuk bermain sebagai Knight karena katanya cocok untuk pemula—bukan karena saya paham alasannya waktu itu.
Beberapa langkah pertama di Cemetery of Ash sebenarnya cukup mudah. “Ah, nggak separah itu,” pikir saya, sampai bertemu Iudex Gundyr. Bos pertama. Saya sangat yakin bisa menang pada percobaan pertama… salah besar! Saya dikalahkan dalam waktu kurang dari satu menit. Tapi tahukah kamu? Kekalahan itu seperti ajakan untuk mencoba lagi.
Belajar dari Kegagalan Pada Dark Souls III
Satu hal yang langsung saya sadari adalah bahwa Dark Souls III memaksa kamu untuk belajar. Setiap serangan, setiap gerakan musuh, punya pola yang bisa dipelajari. Gundyr, misalnya, selalu membuka dengan serangan frontal. Setelah beberapa kali mati (oke, mungkin lebih dari 10 kali), saya akhirnya paham ritmenya dan berhasil menang. Rasanya luar biasa! Ini adalah momen pertama di mana saya benar-benar mengerti kenapa game ini dianggap adiktif.
Kalau kamu baru mulai, ingat ini:
- Sabar adalah kunci. Jangan terlalu agresif.
- Perhatikan pola musuh. Setiap bos punya kelemahan.
- Gunakan perisai dengan bijak. Kadang lebih baik menghindar daripada bertahan.
Momen “Ah, Ini yang Dimaksud”
Setelah melewati Gundyr, saya sampai di Firelink Shrine, hub utama di game ini. Di sinilah saya mulai menyadari betapa dalamnya game Dark Souls III. Dari leveling stats, memilih senjata, hingga memutuskan jalan cerita—semuanya terasa sangat personal. Saya sempat menghabiskan waktu satu jam hanya untuk mempelajari apa itu Strength dan Dexterity. (Spoiler: Kalau kamu suka senjata besar, fokus di Strength. Kalau mau serangan cepat, Dexterity adalah jalanmu.)
Tips Bertahan Hidup di Dunia yang Tidak Bersahabat
Di sini saya ingin memberikan beberapa tips yang sangat membantu saya. Ini mungkin tampak sederhana, tapi percayalah, ini bisa menyelamatkanmu:
- Eksplorasi adalah segalanya. Jangan takut untuk keluar dari jalur utama. Kadang ada item atau jalan pintas yang bisa sangat membantu.
- Selalu bawa Estus Flask. Jangan ragu untuk kembali ke Firelink Shrine dan memaksimalkan jumlah flask.
- Kenali senjatamu. Saya belajar dengan cara yang sulit bahwa setiap senjata memiliki kecepatan dan jangkauan yang berbeda. Cobalah berbagai senjata sampai kamu menemukan yang cocok.
- Belajar menghindar. Rolling adalah teman terbaikmu. Tapi ingat, jangan terlalu banyak memakai armor berat kalau stamina-mu belum tinggi.
Dunia yang Indah dan Menakutkan Di Dark Souls III
Hal yang benar-benar membuat saya terpesona adalah desain dunia di Dark Souls III. Semua area, mulai dari Undead Settlement hingga Irithyll of the Boreal Valley, dirancang dengan detail yang luar biasa. Tapi, jangan sampai terbuai oleh pemandangan indah—karena di setiap sudut ada musuh yang siap membunuhmu.
Saya pernah dibuat stres oleh Anor Londo. Ketika pertama kali tiba, saya terpana dengan arsitektur dan nuansanya, tapi itu sebelum saya menyadari ada Silver Knight yang siap menembakkan panah raksasa ke arah saya. Setelah banyak percobaan gagal, saya akhirnya berhasil sampai ke bosnya, Aldrich. Itu adalah salah satu momen di mana saya hampir menyerah, tapi kemudian saya ingat pepatah yang sering digunakan di komunitas Dark Souls: git gud. Dengan latihan, saya akhirnya berhasil.
Pelajaran Hidup dari Dark Souls III
Mungkin terdengar berlebihan, tapi saya benar-benar merasa Dark Souls III mengajarkan saya banyak hal yang relevan dengan kehidupan nyata:
- Kegagalan adalah bagian dari proses. Setiap kali kamu mati, kamu belajar sesuatu. Sama seperti dalam hidup, tidak ada keberhasilan tanpa kegagalan.
- Kerja keras terbayar. Tidak ada jalan pintas di game ini, hanya dedikasi dan latihan.
- Jangan takut meminta bantuan. Dark Souls III memiliki fitur summon, di mana kamu bisa meminta pemain lain untuk membantumu melawan bos. Ini mengingatkan saya bahwa meminta bantuan bukanlah tanda kelemahan.
Kesimpulan
Dark Souls III adalah pengalaman yang unik—menantang, membuat frustrasi, tetapi juga sangat memuaskan. Jika kamu baru mencoba game ini, jangan menyerah. Nikmati proses belajar, dan jangan takut untuk mencoba hal baru. Dan satu hal terakhir: praise the sun! 🌞
Jika kamu sudah bermain, apa bagian tersulit yang pernah kamu alami? Bagikan di kolom komentar, karena berbagi cerita adalah bagian dari komunitas Dark Souls. Selamat mencoba!