Kalau kamu pernah main game horor di era modern—sebut saja Resident Evil, Silent Hill, atau bahkan Outlast—besar kemungkinan kamu belum tahu siapa kakek moyangnya. Tapi buatku, yang paling membekas dari zaman dulu bukan zombie, bukan hantu Jepang, tapi… gunting raksasa. Ya, Scissorman dari game Clock Tower.
Bayangkan ini: kamu seorang gadis remaja, terjebak di rumah tua bergaya Gotik, sunyi, tanpa senjata. Satu-satunya alatmu cuma… mouse pointer. Dan kamu harus menghindari pembunuh gila yang bisa muncul kapan saja, mengejarmu dengan gunting besar sambil tertawa pelan.
Sound familiar? Mungkin tidak buat generasi sekarang. Tapi buat gamer 90-an, Clock Tower adalah sumber mimpi buruk yang nyata. Game ini punya gaya horor yang beda—bukan jumpscare, tapi ketegangan psikologis yang bikin kamu nggak berani klik ke ruangan berikutnya.
Kali ini aku mau ajak kamu nostalgia bareng dan mengupas kenapa Clock Tower bisa jadi game horor legendaris, dan tetap relevan meski usianya sudah lebih dari dua dekade.
Awal Mula: Lahir dari Jepang, Menyebar ke Dunia
Clock Tower pertama kali dirilis pada tahun 1995 untuk Super Famicom (SNES Jepang) oleh developer bernama Human Entertainment. Nggak ada suara nyaring atau grafis berdarah-darah. Tapi atmosfer game ini? Gila. Mencekam banget.
Cerita berpusat pada karakter utama: Jennifer Simpson, seorang gadis yatim piatu yang diadopsi bersama teman-temannya oleh keluarga misterius Barrows. Tapi begitu tiba di mansion mereka—Clock Tower—satu per satu temannya dibunuh. Dan pembunuhnya? Seorang bocah kecil dengan wajah seram dan gunting raksasa.
Serius, waktu kecil aku sempat mimpi buruk cuma gara-gara suara “klik-klak” dari guntingnya yang tiba-tiba terdengar waktu kamu diam terlalu lama di ruangan.
Gameplay Clock Tower: Point-and-Click tapi Tegang Banget
Mekanisme Clock Tower sangat sederhana:
-
Kamu arahkan pointer ke area tertentu
-
Klik buat bergerak, membuka pintu, atau berinteraksi
-
Saat Scissorman muncul, kamu harus sembunyi, lari, atau memancingnya
Tapi kesederhanaan inilah yang justru jadi sumber ketegangan. Karena kamu tidak punya cara buat melawan. Semua tentang bertahan dan bersembunyi. Nggak ada pistol, nggak ada healing spray. Cuma otak dan insting bertahan hidup.
Kalau kamu panik dan klik sembarangan? Bisa-bisa kamu malah masuk ruangan buntu dan… ya, tamat.
Satu fitur uniknya adalah sistem “panic mode”. Kalau Jennifer ketakutan, ia akan bergerak lambat, mudah jatuh, dan sulit dikendalikan. Ini bikin pemain harus tenang, padahal… siapa yang bisa tenang dikejar bocah pembunuh dengan gunting segede badannya?
Karakter dan Cerita Gelapnya Clock Tower
Yang membuat Clock Tower terasa hidup bukan cuma Scissorman, tapi juga karakter-karakternya:
-
Jennifer Simpson: protagonis yang rapuh tapi kuat
-
Lotte, Anne, dan Laura: teman-teman Jennifer yang nasibnya tergantung pada pilihanmu
-
Dan Barrows: monster mengerikan hasil eksperimen manusia
-
Mary Barrows: ibu angkat yang menyimpan rahasia gelap keluarga
Cerita Clock Tower nggak ditumpahkan sekaligus. Kamu harus mengumpulkan petunjuk, membaca catatan, dan menghubungkan kejadian untuk paham apa yang sebenarnya terjadi di rumah itu. Dan inilah kekuatan cerita horor psikologis: membuatmu terlibat secara emosional.
Banyak Ending, Banyak Trauma
Salah satu fitur paling keren di Clock Tower adalah multiple endings. Tergantung pada apa yang kamu lakukan (dan siapa yang selamat), kamu bisa mendapat:
-
Ending A (terbaik): Jennifer selamat dan semua misteri terungkap
-
Ending B–E: variasi nasib buruk, kehilangan teman, atau terbunuh
-
Ending khusus: seperti ditinggal mobil, terjebak selamanya, dll.
Waktu aku pertama kali main, aku dapet ending C. Jennifer selamat, tapi Lotte mati, dan aku ngerasa bersalah banget. Rasanya kayak gagal lindungi teman sendiri.
Suasana dan Audio Clock Tower yang Mengerikan
Clock Tower memang pakai pixel graphics, tapi desain latarnya gelap, sepi, dan terisolasi. Setiap ruangan punya detail menyeramkan: darah di dinding, boneka tanpa mata, potret keluarga yang berubah posisi.
Tapi yang paling bikin merinding adalah… suara.
Saat game ini sunyi total, lalu tiba-tiba terdengar suara:
“CHIKK-CHIKK-CHAKKK…”
Itu artinya Scissorman mendekat. Dan kamu cuma punya beberapa detik buat kabur.
Pengaruh Besar ke Dunia Game Horor
Clock Tower mungkin bukan nama besar seperti Silent Hill atau Resident Evil, tapi pengaruhnya nyata:
-
Menginspirasi genre survival horror tanpa senjata
-
Jadi blueprint buat gaming modern seperti Amnesia, Outlast, dan Madison
-
Jadi dasar untuk rule tension buildup dalam narasi game horor
Bahkan game seperti Fatal Frame mengambil elemen “perempuan tanpa pertahanan menghadapi kekuatan mengerikan” dari Clock Tower.
Clock Tower Series: Dari Legenda ke Kultus
Seri Clock Tower tidak berhenti di satu game. Ada beberapa sekuel, seperti:
-
Clock Tower 2 (PlayStation) – lebih sinematik, tetap dengan Scissorman
-
Clock Tower 3 (PS2) – lebih action, dengan karakter baru (Alyssa)
-
Haunting Ground – spiritual successor dengan gameplay mirip, karakter lebih dewasa
Sayangnya, setelah PS2, seri ini seperti hilang dari radar. Tapi komunitas penggemarnya tetap solid, bahkan bikin remake fanmade dan speedrun kompetisi tahunan.
Nostalgia Pribadi: Dikejar Scissorman di Malam Ujian
Aku inget banget malam sebelum ujian sekolah, iseng main Clock Tower bareng temen pake emulator. Awalnya santai. Tapi tiba-tiba muncul suara langkah dan gunting. Kami semua langsung panik. Mouse sampai jatuh dari meja. Akhirnya malam itu belajar nggak jadi, tapi pengalaman dikejar Scissorman lebih nempel di kepala daripada rumus kimia.
Dan anehnya, justru karena pengalaman itu aku jadi makin suka game horor.
Harapan Akan Remake Modern
Bayangkan kalau Clock Tower dirilis ulang dengan:
-
Grafis Unreal Engine 5
-
Suara surround immersive
-
Gameplay stealth modern
-
Ending yang makin kompleks
Itu bakal jadi mimpi basah pecinta horor klasik.
Rumornya beberapa studio indie sedang mencoba menghidupkan ulang atmosfer Clock Tower lewat proyek spiritual successor. Dan aku pribadi sangat berharap akan ada remake yang tetap setia dengan elemen utama: ketidakberdayaan, atmosfer, dan ketegangan.
Kenapa Clock Tower Tetap Melegenda?
Di antara ratusan game horor yang lebih modern dan menyeramkan secara visual, Clock Tower tetap bertahan di ingatan karena:
-
Kesederhanaannya justru bikin atmosfer mencekam
-
Desain karakter yang unik dan mengganggu
-
Cerita gelap dan misteri yang harus digali
-
Mekanisme tanpa kekuatan ofensif—pure bertahan hidup
-
Ikon Scissorman yang tidak pernah benar-benar terlupakan
Game ini membuktikan bahwa ketakutan tidak perlu darah, hanya perlu sunyi dan ancaman yang tak terlihat.
Baca juga game viral berikut: Flappy Bird: Tantangan Terbang yang Bikin Ketagihan