Jakarta, teckknow.com – Ada sesuatu yang ajaib dari game yang sederhana. Seperti halnya tenda kaki lima yang selalu ramai meski menu tak berubah sejak 90-an. Basketball Shoot adalah salah satu dari segelintir game mobile yang membuktikan bahwa kadang, less is more.
Dirilis oleh Mouse Games, Basketball Shoot mungkin tak sepopuler NBA 2K atau Basket Battle dari VOODOO, namun game ini punya tempat tersendiri di hati para pengguna Android dan iOS. Gameplay-nya? Sederhana. Cukup tarik garis, atur sudut, dan lempar bola ke dalam ring. Tapi justru di sanalah letak keindahannya.
Kita bicara tentang game yang tidak perlu tutorial panjang, tak butuh device mahal, dan bisa dimainkan kapan saja. Entah itu sambil menunggu bus, saat istirahat makan siang, atau bahkan saat sedang menghindari meeting Zoom yang membosankan (ups!).
Saya sendiri pertama kali kenal Basketball Shoot di tahun 2014. Kala itu, game ini jadi pelarian dari stres skripsi. Setiap lemparan masuk ke ring rasanya seperti menyelesaikan satu paragraf bab tiga. Menenangkan, memuaskan, dan cukup bikin ketagihan.
Dengan grafis 2D yang ringan dan musik latar yang simpel, game ini tidak berusaha menjadi realistis. Tapi justru karena itu, ia jadi pilihan banyak orang yang ingin main cepat tanpa drama.
Gameplay: Simpel Tapi Bikin Susah Berhenti Main
Mari kita bahas lebih teknis. Basketball Shoot menggunakan kontrol berbasis sentuhan. Pemain cukup menarik bola ke belakang dan menyesuaikan arah serta kekuatan tembakan. Seperti game Angry Birds, tapi versi bola basket.
Yang membuatnya menarik bukan hanya sistem lemparannya, tapi juga tantangan di setiap level. Mulai dari ring yang bergerak, rintangan seperti kipas angin, hingga bola yang harus melewati rute tak biasa.
Ada sistem skor berdasarkan jumlah tembakan yang berhasil dan kesempatan lemparan yang terbatas. Kalau gagal? Ulang dari awal. Sederhana, tapi justru itulah pemicu semangat: “Cuma kurang satu tembakan lagi tadi, coba ulang ah!”
Beberapa update bahkan menambahkan pilihan bola dan latar belakang berbeda. Meski bukan fitur besar, variasi ini cukup menyenangkan dan memberi kesan bahwa game ini terus dipelihara meski sudah lewat dari satu dekade.
Sebagai game offline, Basketball Shoot juga bisa diakses tanpa internet. Nilai tambah besar di tengah tren game yang serba online dan penuh iklan.
Audiensnya Siapa? Dari Bocah SD Sampai Bos Kantoran
Jangan salah sangka. Meski tampilannya terkesan childish, audiens Basketball Shoot sangat luas. Anak-anak menyukai kesederhanaannya, sementara orang dewasa—khususnya yang lelah dengan game kompleks—menikmati rasa nostalgia yang ditawarkan.
Menurut data Play Store, pengguna aplikasi ini mayoritas berusia 18–34 tahun. Itu artinya mereka yang besar di era awal mobile gaming, sebelum Clash of Clans dan Mobile Legends mengambil alih.
Ada cerita lucu dari rekan saya di kantor. Namanya Ferry, manager HR yang tiap makan siang pasti main Basketball Shoot. “Gak perlu mikir strategi ribet, Bro,” katanya. “Main ini kayak nge-refresh otak sebentar.”
Dan benar saja. Banyak yang menjadikan game ini sebagai mental break. Lima menit main, stres turun, fokus kembali.
Kompetisi? Tidak Ada. Tapi Itulah Kekuatan Basketball Shoot
Di era game kompetitif dan leaderboard global, Basketball Shoot berdiri dengan bangga tanpa sistem peringkat. Tak ada duel antar pemain, tak ada tekanan harus menang. Ini murni soal melawan diri sendiri—mencetak skor lebih baik dari sebelumnya.
Mungkin di sinilah rahasia keawetannya. Game ini tak membebani. Tak memaksa. Tak membuat kita merasa bersalah kalau kalah.
Ketika ditanya kenapa masih bermain game ini, seorang pengguna Play Store menjawab, “Karena saya ingin bersantai, bukan stress karena kalah di PvP.”
Basketball Shoot adalah oase di padang gurun dunia mobile game yang penuh tantangan, mode ranking, dan mikrotransaksi.
Basketball Shoot di Era 2025: Masih Relevan?
Tahun 2025, tren game makin gila. Visual super realistis, gameplay kompleks, bahkan ada yang bisa dimainkan lewat teknologi AR. Tapi, Basketball Shoot masih bertahan. Versi Android-nya sudah diunduh lebih dari 100 juta kali. Sebuah pencapaian langka untuk game 2D gratisan dengan ukuran kurang dari 20MB.
Apa yang membuatnya tetap relevan?
Pertama, ringan. Banyak pemain di negara berkembang yang masih mengandalkan ponsel berspesifikasi rendah. Kedua, nostalgia. Mereka yang pernah main di 2010-an, kini kembali mengunduhnya untuk bernostalgia.
Ketiga, kesederhanaan. Tak semua orang mau menginvestasikan waktu untuk game rumit. Kadang, yang dibutuhkan hanyalah game yang bisa dimainkan dalam 3 menit, tanpa login, tanpa iklan agresif.
Meskipun tak lagi sering masuk dalam daftar “top chart”, Basketball Shoot tetap punya komunitas kecil yang loyal. Di forum-forum Android lawas, game ini masih dibahas. Bahkan beberapa pengguna membagikan tips bagaimana melempar dengan presisi sempurna di level tertentu.
Apakah Basketball Shoot Layak Dicoba di Tahun Ini?
Jawabannya: Ya. Seribu kali ya.
Jika kamu:
-
Butuh game yang bisa dimainkan sambil menunggu ojek
-
Ingin game basket tanpa lisensi NBA yang mahal
-
Rindu sensasi game 2D kasual zaman dulu
-
Ingin santai tanpa tekanan kompetisi
-
Cuma punya kuota terbatas dan RAM kecil
Maka Basketball Shoot adalah pilihan sempurna. Di tengah dominasi game yang butuh 2GB RAM dan 10GB memori, ada kelegaan tersendiri menemukan game yang bisa langsung dimainkan dalam hitungan detik.
Dan hei, siapa tahu kamu bisa memecahkan skor 30 tembakan berturut-turut tanpa gagal. Itu achievement yang layak dibanggakan—meski hanya kamu sendiri yang tahu.
Penutup: Jangan Remehkan Game Sederhana
Basketball Shoot mungkin bukan game dengan penghargaan, lisensi besar, atau grafis memukau. Tapi di dunia yang makin kompleks, kesederhanaan seperti ini justru menjadi harta karun yang tersembunyi.
Seperti kata pepatah digital: “Game terbaik bukan yang paling mahal, tapi yang bikin kamu tersenyum tanpa sadar saat memainkannya.”
Dan Basketball Shoot? Ia salah satu dari yang terbaik di ranah itu.
Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Gaming
Baca Juga Artikel Dari: Rage Squad: Aksi Penuh Adrenalin dalam Genggaman