Jakarta, teckknow.com – Ketika pandemi melanda beberapa tahun lalu, dunia seakan berhenti. Orang-orang terjebak di rumah, aktivitas sosial terbatas, dan hiburan terasa monoton. Di tengah situasi itu, sebuah game sederhana namun magis muncul sebagai “pelarian” sekaligus penghibur. Namanya Animal Crossing: New Horizons (ACNH).
Game ini bukan sekadar permainan biasa. Ia menciptakan dunia virtual di mana pemain bisa membangun pulau, berinteraksi dengan tetangga hewan antropomorfik, dan menata kehidupan sesuai imajinasi. Tidak ada tekanan, tidak ada musuh besar untuk dikalahkan, hanya ada kebebasan untuk menciptakan tempat tinggal yang damai dan penuh warna.
Seorang mahasiswa di Bandung pernah bercerita bahwa setiap kali kuliah online membuatnya stres, ia membuka Nintendo Switch, masuk ke pulau kecilnya di Animal Crossing, lalu duduk di tepi pantai virtual sambil mendengarkan suara ombak. Katanya, “Rasanya seperti liburan singkat, padahal cuma dari kamar kos.”
Sejarah Singkat dan Perjalanan Animal Crossing
Animal Crossing pertama kali hadir di Jepang pada tahun 2001 untuk konsol Nintendo 64. Konsepnya sederhana: simulasi kehidupan yang menekankan interaksi sosial dan pembangunan komunitas. Namun, justru kesederhanaan inilah yang membuatnya berbeda dari game lain.
Animal Crossing: New Horizons, yang dirilis pada Maret 2020 untuk Nintendo Switch, langsung meledak. Dalam waktu singkat, jutaan kopi terjual di seluruh dunia. Game ini menjadi fenomena global karena dirilis tepat saat orang-orang membutuhkan hiburan yang menenangkan.
Berita teknologi di Indonesia bahkan mencatat bagaimana ACNH menjadi salah satu topik trending di Twitter, bukan hanya di kalangan gamer, tetapi juga influencer, selebriti, hingga politisi yang ikut memamerkan pulau digital mereka.
Kesuksesan ini membuktikan bahwa video game tidak selalu harus menegangkan atau penuh aksi. Kadang, game santai dengan ritme lambat bisa lebih bermakna karena memberikan ruang bagi pemain untuk sekadar bernafas.
Gameplay – Hidup di Pulau yang Kamu Bangun Sendiri
Di Animal Crossing: New Horizons, pemain memulai perjalanan sebagai “penduduk baru” di sebuah pulau terpencil. Dengan bantuan Tom Nook—seekor rakun pengusaha—kamu diberi kesempatan mengubah pulau kosong itu menjadi tempat tinggal yang indah.
Beberapa aktivitas utama dalam gameplay:
-
Membangun dan Mendesain Pulau
Kamu bisa menanam pohon, menghias jalan, membuat jembatan, atau mendirikan rumah dengan desain yang bisa diatur sesuka hati. -
Interaksi Sosial
Tetangga hewan dengan berbagai kepribadian akan menghuni pulaumu. Ada yang cerewet, pemalu, hingga lucu dengan komentar nyeleneh. -
Mengoleksi Item
Dari fosil dinosaurus, serangga langka, hingga ikan eksotis—semuanya bisa dikumpulkan dan dipamerkan di museum pulau. -
Event Musiman
Game ini mengikuti kalender nyata. Saat musim panas, ada kembang api. Saat musim dingin, ada perayaan Natal virtual. -
Kustomisasi Karakter
Pemain bebas mendesain tampilan avatar, mulai dari gaya rambut, pakaian, hingga ekspresi wajah.
Salah satu momen unik adalah saat pemain Indonesia membuat pulau bertema lokal, lengkap dengan warung kopi sederhana, becak mini, hingga hutan bambu. Kreativitas seperti ini menunjukkan bahwa ACNH lebih dari sekadar game, melainkan kanvas digital untuk mengekspresikan budaya.
Mengapa Animal Crossing Begitu Digemari?
Ada beberapa alasan mengapa Animal Crossing: New Horizons begitu memikat hati jutaan orang:
-
Ritme yang Santai
Tidak ada misi mendesak atau batasan waktu. Pemain bisa bermain sesuai tempo mereka sendiri. -
Kebebasan Kreatif
Pulau adalah kanvas kosong. Setiap pemain bisa menciptakan “dunia impian” yang berbeda. -
Interaksi Sosial Virtual
Di saat orang tak bisa bertemu langsung, game ini memungkinkan pemain mengunjungi pulau teman dan mengadakan pesta virtual. -
Koneksi Emosional
Karakter hewan di game ini terasa hidup. Mereka bisa mengingat percakapan, memberi hadiah, atau bahkan pamit pindah pulau. -
Relaksasi dan Terapi Psikologis
Banyak pemain mengaku ACNH membantu mengurangi stres. Musik latar yang lembut, aktivitas sederhana, dan suasana damai menciptakan rasa tenang.
Media kesehatan di Indonesia bahkan melaporkan bahwa bermain game santai seperti Animal Crossing bisa menjadi salah satu bentuk terapi digital untuk mengurangi kecemasan.
Komunitas dan Kreativitas Tanpa Batas
Yang membuat Animal Crossing semakin hidup adalah komunitas globalnya. Pemain sering berbagi desain, ide dekorasi, hingga kode untuk pakaian virtual.
-
Pasar Online Dalam Game
Beberapa pemain membuka “toko digital” untuk menjual buah langka atau item khusus. -
Event Komunitas
Ada konser virtual, pameran seni, hingga pertunjukan fashion show yang diadakan di dalam game. -
Inspirasi Budaya Lokal
Pemain dari Indonesia sering mengadaptasi unsur budaya ke dalam pulau mereka. Misalnya, membuat batik sebagai desain pakaian atau merancang pura Bali kecil di tepi pantai. -
Kreativitas Tak Terbatas
Beberapa pulau bahkan diubah menjadi replika kota nyata, seperti Tokyo, New York, atau Jakarta versi mini.
Anekdot menarik datang dari seorang desainer grafis muda di Jakarta. Ia mengaku mendapatkan inspirasi desain interior nyata dari dekorasi rumah digital di ACNH. Baginya, game ini adalah “studio kreatif” yang bisa diasah setiap hari.
Tantangan dan Kritik
Meski populer, Animal Crossing: New Horizons juga punya beberapa kritik.
-
Tempo Terlalu Lambat
Beberapa gamer yang terbiasa dengan game cepat merasa bosan. -
Keterbatasan Fitur Online
Sistem multiplayer kadang dianggap kurang praktis, terutama saat banyak pemain ingin masuk ke pulau yang sama. -
Ketergantungan Waktu Nyata
Karena game mengikuti jam dan musim nyata, pemain yang ingin progres cepat kadang merasa terbatas. -
Harga Konsol dan Game
Nintendo Switch tidak murah bagi sebagian gamer di Indonesia. Harga game original juga relatif tinggi.
Meski begitu, mayoritas kritik ini tidak menurunkan pesona game. Justru, ritme lambat yang dianggap “membosankan” oleh sebagian orang, menjadi alasan kenapa game ini begitu dicintai oleh banyak pemain yang ingin mencari ketenangan.
Masa Depan Animal Crossing
Sejak dirilis, Nintendo terus memberikan pembaruan konten. Mulai dari penambahan karakter, event baru, hingga item dekorasi tambahan.
Banyak penggemar berharap Animal Crossing akan terus berkembang, bahkan mungkin hadir dalam bentuk VR (Virtual Reality) yang lebih imersif. Bayangkan jika suatu saat kita benar-benar bisa berjalan-jalan di pulau digital dengan kacamata VR, menyapa tetangga hewan, atau duduk di pantai sambil merasakan suara ombak lebih nyata.
Di Indonesia, komunitas ACNH masih aktif. Grup di media sosial rutin membagikan tips, trik, dan mengadakan “open island day” di mana pemain bisa berkunjung ke pulau satu sama lain. Ini menunjukkan bahwa Animal Crossing bukan hanya game, tapi fenomena sosial digital.
Penutup: Dunia Virtual, Kehangatan Nyata
Animal Crossing: New Horizons bukan sekadar simulasi kehidupan. Ia adalah ruang aman, tempat di mana pemain bisa bereksperimen dengan kreativitas, menjalin persahabatan, dan menemukan kedamaian.
Bagi sebagian orang, game ini adalah hiburan. Bagi yang lain, ia adalah terapi, komunitas, bahkan sumber inspirasi.
Seorang pemain di Jakarta pernah berkata, “Di dunia nyata, saya tidak punya rumah mewah. Tapi di Animal Crossing, saya punya pulau dengan taman bunga, museum megah, dan teman-teman hewan yang selalu menyapa setiap pagi.”
Inilah keindahan Animal Crossing: dunia virtual yang sederhana, namun mampu memberikan kehangatan yang sangat nyata.
Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Gaming
Baca Juga Artikel Dari: House Flipper: Game Renovasi Rumah Jadi Simulasi Nyata Hidup