Jakarta, teckknow.com – Bagi para gamer pecinta simulasi, nama Cities: Skylines tentu tidak asing lagi. Game rilisan Colossal Order dan diterbitkan oleh Paradox Interactive ini pertama kali hadir pada tahun 2015, ketika genre city-building sempat dianggap lesu setelah kegagalan SimCity 2013 yang menuai banyak kritik.
Kehadiran Cities: Skylines ibarat angin segar. Ia menawarkan kebebasan tanpa batas dalam membangun kota, lengkap dengan detail realistis—mulai dari sistem lalu lintas, tata zonasi, hingga layanan publik. Game ini bahkan berhasil menjadi alternatif sekaligus penerus spiritual SimCity.
Salah satu kisah menarik datang dari seorang pemain asal Bandung yang mengaku menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk membangun jalan layang di kota buatannya. Katanya, “Saya rela begadang semalaman hanya karena salah satu simpang susun bikin macet parah.” Cerita seperti ini bukan hal asing di komunitas Cities: Skylines, karena game ini memang memancing kreativitas sekaligus kesabaran.
Tak heran, sejak rilis hingga kini, Cities: Skylines telah terjual jutaan kopi di seluruh dunia dan bahkan melahirkan sekuel, Cities: Skylines II, pada 2023.
Fitur Utama yang Membuatnya Spesial
Ada banyak alasan mengapa Cities: Skylines digemari, tidak hanya oleh gamer kasual tetapi juga oleh para perencana kota sungguhan.
-
Sistem Zonasi Klasik
Pemain bisa membagi area menjadi zona perumahan, komersial, dan industri. Konsep sederhana ini menjadi dasar pertumbuhan kota yang realistis. -
Manajemen Lalu Lintas
Salah satu tantangan utama adalah mengatasi kemacetan. Sistem pathfinding kendaraan di game ini sangat detail, sehingga sedikit kesalahan desain bisa berakibat fatal. -
Layanan Publik Lengkap
Mulai dari listrik, air, pendidikan, kesehatan, hingga keamanan. Semua harus dikelola dengan baik agar warga kota (Cims) tetap bahagia. -
Sistem Ekonomi dan Pajak
Pemain bisa mengatur anggaran, tarif pajak, hingga pinjaman bank. Ini membuat simulasi terasa lebih hidup. -
Modding Support
Komunitas Cities: Skylines terkenal aktif menciptakan mod. Dari mod jalan raya, bangunan ikonik, hingga sistem transportasi baru, semua bisa diunduh gratis di Steam Workshop.
Fitur modding inilah yang membuat game ini tahan lama. Seorang pemain di forum global pernah bercanda, “Game ini sebenarnya bukan buatan Colossal Order, tapi karya jutaan modder di seluruh dunia.”
Cities: Skylines di Indonesia – Dari Hobi hingga Edukasi
Meski game ini lebih populer di kalangan gamer PC, di Indonesia ada komunitas besar penggemarnya. Mereka kerap berbagi tips di forum online, membuat video YouTube, hingga menyelenggarakan lomba desain kota virtual.
Yang menarik, Cities: Skylines tidak hanya dimainkan untuk hiburan. Beberapa universitas di Indonesia bahkan memanfaatkannya sebagai alat pembelajaran perencanaan kota. Mahasiswa teknik sipil dan arsitektur kota menggunakan game ini untuk memahami konsep transportasi publik, distribusi energi, hingga tata ruang.
Contoh nyata datang dari sebuah kampus di Yogyakarta. Seorang dosen pernah meminta mahasiswanya merancang kota dengan sistem transportasi massal berkelanjutan menggunakan Cities: Skylines. Hasilnya, mahasiswa tidak hanya belajar teori, tapi juga praktik interaktif yang lebih mudah dipahami.
Tips dan Strategi Sukses Membangun Kota
Meskipun terlihat sederhana, membangun kota di Cities: Skylines bisa jadi rumit. Berikut beberapa tips yang sering dibagikan para veteran:
-
Mulai dengan Sederhana
Jangan langsung membangun jalan layang megah. Mulailah dengan grid sederhana agar aliran lalu lintas lebih stabil. -
Perhatikan Arus Lalu Lintas
Gunakan roundabout, jalan satu arah, dan transportasi publik untuk mengurangi kemacetan. -
Kelola Keuangan dengan Bijak
Jangan terlalu cepat memperluas kota. Fokus pada infrastruktur dasar dan ambil pinjaman hanya bila perlu. -
Gunakan Transportasi Publik
Bus, metro, dan kereta bisa menjadi solusi jitu untuk mengurangi kemacetan di pusat kota. -
Eksperimen dengan Mod
Mod seperti Traffic Manager: President Edition sangat membantu mengatur lalu lintas yang kompleks.
Seorang pemain asal Surabaya pernah mengaku, “Saya lebih sering pusing ngatur kemacetan di game ini daripada di jalanan asli.” Humor semacam ini menunjukkan betapa realistis tantangan yang dihadirkan Cities: Skylines.
Cities: Skylines II – Harapan Baru dan Tantangan
Pada 2023, Colossal Order merilis Cities: Skylines II dengan janji simulasi lebih realistis, grafis memukau, dan sistem baru seperti siklus hidup warga serta iklim dinamis.
Namun, peluncurannya sempat menuai kritik. Banyak pemain mengeluhkan performa yang buruk di PC, bahkan di perangkat kelas atas. Meski begitu, update dan patch terus dirilis untuk memperbaiki pengalaman bermain.
Di sisi lain, potensi Cities: Skylines II sangat besar. Dengan komunitas modding yang kuat dan dukungan jangka panjang dari Paradox Interactive, game ini diyakini bisa menjadi standar baru untuk simulasi kota.
Kesimpulan – Lebih dari Sekadar Game
Cities: Skylines bukan hanya game simulasi biasa. Ia adalah wadah kreativitas, tempat belajar manajemen kota, sekaligus media refleksi tentang kehidupan urban modern. Dari gamer kasual hingga mahasiswa perencanaan kota, semua bisa menemukan sesuatu yang berharga di dalamnya.
Kehadiran Cities: Skylines II menandakan genre city-building masih relevan dan terus berkembang. Meski penuh tantangan teknis, semangat membangun kota virtual tetap menyala di hati para pemain.
Mungkin benar kata seorang penggemar setia: “Kota yang saya bangun di Cities: Skylines mungkin virtual, tapi rasa puas saat melihatnya berkembang itu sungguh nyata.”
Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Gaming
Baca Juga Artikel Dari: Flight Simulator 2020: Menjelajahi Langit dengan Realisme