Jakarta, teckknow.com – Ketika nama Halo Wars 2 disebut, sebagian besar gamer langsung terbayang aksi tembak-menembak first-person shooter yang ikonik. Namun, di balik gemerlap pertempuran Master Chief, ada sisi lain dari semesta Halo yang jarang tersentuh: peperangan strategis dalam skala besar. Itulah yang coba ditawarkan oleh Halo Wars 2, game bergenre real-time strategy (RTS) yang dirilis pada tahun 2017 untuk Xbox One dan PC.
Game ini adalah sekuel langsung dari Halo Wars (2009) dan dikembangkan oleh 343 Industries bersama Creative Assembly—studio yang dikenal lewat seri Total War. Perpaduan keduanya melahirkan sebuah karya yang bukan hanya memperkaya lore Halo, tetapi juga memberikan pengalaman bermain strategi dengan cita rasa khas dunia sci-fi.
Seorang gamer asal Surabaya pernah berkata dalam sebuah forum, “Main Halo Wars 2 itu seperti jadi komandan pasukan UNSC sungguhan. Rasanya berbeda dengan FPS, tapi tetap terasa Halo banget.” Dan memang, di sinilah keunikan game ini: ia bukan sekadar spin-off, melainkan jendela baru untuk melihat skala perang yang lebih luas di semesta Halo.
Jalan Cerita: Bangkitnya Atriox dan The Banished
Cerita dalam Halo Wars 2 dimulai setelah peristiwa Halo Wars pertama. Kapal luar angkasa UNSC Spirit of Fire yang sudah lama hilang tiba-tiba terbangun dari status hibernasi. Awak kapal mendapati diri mereka berada di sebuah instalasi misterius bernama Ark, salah satu pusat teknologi raksasa milik Forerunner.
Namun, kejutan terbesar datang ketika mereka bertemu musuh baru: The Banished, sebuah faksi pemberontak yang dipimpin oleh Brute karismatik bernama Atriox. Tidak seperti Covenant yang dogmatis, The Banished adalah kelompok brutal yang mengandalkan kekuatan militer dan kekejaman untuk menguasai Ark.
Konflik pun meletus antara Spirit of Fire dan The Banished. Cerita Halo Wars 2 tidak hanya memperkenalkan villain baru yang kuat, tapi juga memperluas semesta Halo dengan sudut pandang perang strategi, bukan hanya pertempuran individu.
Banyak penggemar menilai Atriox sebagai salah satu antagonis terbaik dalam sejarah Halo. Dengan latar belakang pemberontakan terhadap Covenant, ia digambarkan sebagai pemimpin cerdas yang tidak takut melawan kekuasaan besar.
Gameplay: Strategi Real-Time di Dunia Halo
Salah satu daya tarik utama Halo Wars 2 adalah bagaimana ia berhasil memadukan gameplay RTS klasik dengan identitas khas Halo.
a. Basis dan Sumber Daya
Seperti game RTS pada umumnya, pemain harus membangun markas sebagai pusat operasi. Dari sini, mereka bisa mengelola sumber daya, merekrut unit, dan mengembangkan teknologi.
b. Unit Pasukan
Pemain bisa mengendalikan berbagai unit dari semesta Halo:
-
Marines dan infanteri UNSC.
-
Warthog dan kendaraan ikonik lainnya.
-
Spartan supersoldiers yang bisa mengubah jalannya pertempuran.
-
Pasukan The Banished dengan gaya brutal dan kekuatan berat.
c. Skala Pertempuran
Berbeda dari FPS, pemain harus berpikir sebagai komandan. Setiap keputusan—apakah menempatkan pasukan di ketinggian, mengatur formasi, atau menyerang markas lawan—bisa menentukan kemenangan atau kekalahan.
d. Multiplayer dan Skirmish
Selain campaign, Halo Wars 2 juga menghadirkan mode multiplayer. Pemain bisa melawan AI dalam skirmish mode atau bertarung melawan pemain lain secara online.
e. Mode Blitz
Fitur unik yang ditambahkan adalah Blitz Mode, perpaduan RTS dengan sistem kartu. Pemain mengumpulkan kartu unit dan kemampuan, lalu menggunakannya secara langsung di medan perang. Mode ini lebih cepat dan cocok untuk pemain yang ingin aksi instan tanpa manajemen basis yang rumit.
Seorang mahasiswa di Malang pernah bercerita, “Blitz Mode itu bikin nagih. Rasanya kayak main game kartu, tapi di dalam dunia Halo.”
Visual, Musik, dan Atmosfer Perang
Dari sisi presentasi, Halo Wars 2 mampu memberikan kualitas yang sebanding dengan seri FPS-nya.
-
Grafis: Dengan dukungan engine modern, pertempuran terlihat epik. Unit-unit tampak detail, dari armor Spartan hingga desain brutal The Banished.
-
Cutscene Sinematik: 343 Industries menghadirkan cutscene berkualitas tinggi yang membuat cerita terasa hidup, layaknya menonton film Halo.
-
Musik: Soundtrack karya Gordy Haab dan Finishing Move LLC memberikan nuansa heroik sekaligus menegangkan. Suara orkestra bercampur dengan elemen elektronik khas Halo, menciptakan atmosfer perang galaksi yang megah.
Atmosfer permainan berhasil membawa pemain merasakan skala perang yang lebih besar dari biasanya. Tidak lagi hanya satu Spartan yang menyelamatkan dunia, tapi ribuan pasukan yang bertempur demi kelangsungan umat manusia.
Dampak dan Penerimaan di Kalangan Gamer
Ketika dirilis, Halo Wars 2 mendapat sambutan beragam.
-
Pujian datang pada aspek cerita, karakter Atriox, serta visual sinematik yang memukau. Banyak penggemar menganggapnya sebagai salah satu narasi Halo terbaik di luar seri utama.
-
Kritik lebih banyak diarahkan pada gameplay RTS yang masih terbilang sederhana jika dibandingkan dengan game RTS klasik seperti StarCraft atau Age of Empires. Beberapa pemain merasa mekaniknya terlalu ramah untuk pemula, sehingga kurang tantangan.
Namun, bagi penggemar Halo, game ini adalah pengalaman unik yang membuka perspektif baru tentang semesta Halo. Ia juga menjadi salah satu RTS langka yang hadir di konsol, mengingat genre ini biasanya lebih identik dengan PC.
Halo Wars 2 dalam Konteks Semesta Halo
Halo Wars 2 bukan hanya game RTS biasa. Ia juga punya peran penting dalam timeline besar Halo. Konflik dengan Atriox dan The Banished menjadi pondasi bagi cerita di Halo Infinite (2021). Dengan begitu, game ini tidak bisa dipandang sebagai spin-off semata, melainkan bagian integral dari narasi Halo.
Hal ini membuktikan bahwa strategi perang besar sama pentingnya dengan aksi heroik Master Chief. Tanpa pengorbanan Spirit of Fire dan awaknya, mungkin umat manusia sudah lama kalah dalam perang melawan kekuatan baru.
Masa Depan: Apakah Akan Ada Halo Wars 3?
Hingga saat ini, belum ada kabar resmi mengenai sekuel Halo Wars 3. Namun, komunitas penggemar terus berharap agar Microsoft dan 343 Industries mau melanjutkan seri ini.
Ada beberapa alasan mengapa sekuel sangat dinantikan:
-
Potensi cerita Atriox dan The Banished yang belum selesai.
-
Popularitas genre RTS yang mulai bangkit kembali.
-
Teknologi next-gen (Xbox Series X/S) yang bisa menghadirkan grafis dan skala pertempuran lebih epik.
Apabila Halo Wars 3 benar-benar hadir, banyak yang berharap game tersebut bisa menggabungkan kedalaman strategi ala Total War dengan kecepatan khas Halo Wars.
Penutup: Strategi, Perang, dan Identitas Halo
Pada akhirnya, Halo Wars 2 adalah bukti bahwa semesta Halo bisa dieksplorasi lebih luas dari sekadar aksi FPS. Dengan perpaduan strategi real-time, narasi epik, dan karakter villain kuat seperti Atriox, game ini berhasil mencatatkan diri sebagai salah satu eksperimen berani dalam industri game modern.
Seorang gamer veteran pernah menulis di blognya: “Kalau Halo adalah kisah tentang pahlawan, maka Halo Wars adalah kisah tentang pasukan. Dan keduanya sama pentingnya.”
Kata-kata itu merangkum esensi Halo Wars 2: sebuah game yang mengingatkan kita bahwa dalam perang, bukan hanya satu tokoh yang berjuang, melainkan ribuan jiwa yang terlibat.
Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Gaming
Baca Juga Artikel Dari: Warcraft III Reforged: Nostalgia yang Terluka atau Evolusi Strategi?