Elysium Disco: RPG Psikologis Penuh Pilihan Moral dan Karakter

Saya masih ingat betul saat pertama kali memainkan Elysium Disco. Nggak ada pedang, nggak ada naga, nggak ada pertarungan real-time—tapi anehnya, saya langsung terpikat. Game ini seperti novel interaktif dengan napas detektif noir yang kental, tapi dibalut dengan sistem RPG yang benar-benar… gila.

Disco Elysium bukan RPG biasa. Kamu bermain sebagai seorang detektif amnesia yang mencoba menyelesaikan kasus pembunuhan sambil berjuang memahami siapa dirinya sendiri. Yang menarik, konflik utama bukan hanya soal siapa pembunuhnya, tapi juga perang batin si karakter utama sendiri.

Dialognya bisa mengubah arah hidup karaktermu. Kamu bisa jadi detektif bijak, pecandu depresi, fasis, komunis, atau malah gabungan semua ideologi absurd. Dan semuanya ditentukan oleh pilihan dialog dan sistem “Thought Cabinet” yang luar biasa kreatif.

Game ini bukan cuma tentang menyelidiki kasus—ini tentang menyelami pikiran manusia yang rapuh.

Siapa Pembuat Elysium Disco dan Apa Cerita di Balik Studio ZA/UM

Ilustrasi dua karakter utama dari game Disco Elysium: The Final Cut, berdiri di depan latar kota yang penuh warna dengan senjata di tangan dan langit dramatis di atas mereka.

Pengembangnya, ZA/UM, berasal dari Estonia. Studio ini dulunya komunitas seni dan sastra—dan itu sangat terasa di dalam gamenya. Kalau kamu merasa cerita dan dialog di game ini dalam banget, bahkan sampai terasa puisi, itu karena mereka memang menggarapnya seperti sastra berat.

Lead writer-nya, Robert Kurvitz, juga seorang novelis. Ia menulis buku berjudul Sacred and Terrible Air, yang sebenarnya jadi pondasi lore dari Elysium Disco. Jadi, dunia Revachol di dalam game ini udah ada jauh sebelum gamenya lahir.

Sayangnya, setelah game ini sukses besar, konflik internal di studio ZA/UM muncul. Beberapa orang penting, termasuk Kurvitz sendiri, dilaporkan keluar karena perbedaan visi. Tapi terlepas dari semua drama itu, game ini tetap jadi masterpiece yang lahir dari semangat komunitas seni yang unik.

Menurut PC Gamer, cerita di balik pembuatannya bahkan layak diangkat jadi film tersendiri.

Walkthrough Elysium Disco: Panduan Awal untuk Pemula

Kalau kamu baru mulai main, saya bisa kasih beberapa tips berdasarkan kesalahan-kesalahan saya sendiri.

1. Pilih Build Awal dengan Hati-Hati

Saya waktu itu pilih sensitive thinker—dan detektif saya jadi gampang pingsan hanya gara-gara melihat tubuh korban. Ternyata, endurance rendah itu bikin nyesel.

Kalau kamu pemula, lebih aman pilih balanced build, atau at least punya endurance 2 poin.

2. Simpan Sering-Sering

Beneran deh, save file itu penyelamat hidup. Banyak keputusan penting bisa bikin kamu mati atau stuck.

3. Jangan Takut Eksplorasi

Ngobrol sama semua orang. Buka semua lokasi. Kadang info penting justru datang dari percakapan yang tampaknya nggak relevan.

4. Gunakan Thought Cabinet

Ini fitur unik yang memungkinkan kamu “menanamkan ide”. Tapi hati-hati, karena beberapa pikiran bisa memberikan penalti sementara sebelum efek positifnya muncul.

5. Jangan Takut Gagal

Elysium Disco adalah game yang mendukung kegagalan sebagai bagian dari cerita. Kadang gagal meyakinkan seseorang justru membuka opsi baru yang nggak kamu duga.

Elysium Disco: Cara Menentukan Asal Tembakan di Misi Penting

Salah satu momen paling intens di game ini adalah saat kamu harus menentukan asal tembakan dalam kasus pembunuhan utama. Saya sempat stuck karena melewatkan detail penting.

Untuk menyelesaikannya:

  • Naik ke atap Whirling-in-Rags dan cari jejak peluru.

  • Gunakan alat ukur balistik dari Kuno atau Kim.

  • Periksa menara jembatan dan pulau kecil di barat—itu penting untuk mengungkap penembaknya.

Yang bikin keren, kamu bisa gagal dalam menyimpulkan dan tetap lanjut cerita. Tapi hasil akhir bisa sangat berbeda tergantung analisismu.

Lokasi dan Fitur Peta dalam Elysium Disco

Di awal, kamu mungkin frustrasi karena peta nggak tersedia langsung. Kamu harus membelinya dari toko Frittte di bagian selatan kota. Dan jujur aja, saya juga sempat nyasar-nyasar karena nggak tahu arah.

Tapi setelah dapet peta, kamu akan sadar bahwa dunia Revachol kecil tapi sangat padat. Setiap lorong dan bangunan punya cerita sendiri.

Fitur penting di peta:

  • Kios, toko, dan tempat ibadah

  • Apartemen dan rooftop

  • Zona dermaga dan pulau

  • Titik interaksi cerita seperti pesawat runtuh dan patung berdarah

Dunia ini suram, tapi hidup banget. Kadang saya duduk di depan tokonya Cuno cuma buat lihat warga lalu-lalang dan obrolan random mereka.

Cara Masuk ke Gereja (How to Get into Church) di Elysium Disco

Masuk ke gereja di bagian barat map itu tricky. Saya sempat mikir ada bug, padahal saya cuma salah pendekatan.

Tipsnya:

  • Lakukan misi “Help the ravers with their music project”.

  • Bantu mereka mengatur sound system.

  • Lalu pintu gereja akan terbuka dan kamu bisa masuk.

Di dalam gereja, ada momen paling filosofis dalam game ini, menurut saya. Diskusi soal eksistensi, waktu, dan keheningan—semua terasa sangat mistis.

Kalau kamu suka game Elysium Disco yang memancing refleksi diri, bagian ini wajib kamu nikmati pelan-pelan.

Gaya Visual dan Elysium Disco Art: Suram, Ekspresif, dan Penuh Makna

Visual game ini bukan tipe realistis yang memukau secara teknis, tapi justru penuh gaya. Lukisan tangan, warna kusam, dan nuansa berkabut bikin atmosfer dunia ini terasa sangat depresif—tapi memikat.

Setiap ekspresi karakter digambarkan dengan ilustrasi statis yang ekspresif banget. Rasanya seperti melihat ilustrasi dalam buku sastra klasik, tapi hidup.

Saya suka banget dengan desain Thought Cabinet UI. Bentuknya mirip papan ide gila, tapi sekaligus menunjukkan isi kepala karaktermu yang berantakan.

Elysium Disco seperti galeri seni interaktif—di mana setiap pilihan adalah goresan baru dalam narasi hidupmu.

Kenapa Elysium Disco Layak Jadi RPG Terbaik

Kalau boleh jujur, ini game yang mengubah cara saya melihat RPG. Nggak ada sistem leveling tradisional, nggak ada looting senjata, tapi saya tetap merasa punya kekuatan.

Kekuatan untuk memilih moralitas saya sendiri.

Kekuatan untuk menjadi seseorang, bukan karena statistik, tapi karena pilihan kata dan refleksi diri.

Dan itulah yang bikin Disco Elysium beda. Gaming ini bukan hanya soal menyelesaikan kasus. Ini adalah perjalanan batin tentang siapa kamu, dan apakah kamu bisa memaafkan diri sendiri atas masa lalu yang rusak.

Kesimpulan: Elysium Disco Sebagai Game RPG Antikonvensional yang Sarat Refleksi Moral

Disco Elysium bukan game untuk semua orang. Tapi kalau kamu suka cerita mendalam, karakter kompleks, dan dunia yang menantang logika moralmu—ini game yang wajib kamu coba.

Game ini mengajarkan saya bahwa kadang, kegagalan lebih menarik daripada kemenangan. Bahwa manusia bisa sangat rusak tapi tetap berjuang untuk bangkit. Bahwa pilihan kata bisa lebih mematikan daripada peluru.

Dan ketika game berakhir, saya merasa bukan cuma menyelesaikan kasus—tapi juga menyelesaikan bagian dari diri saya yang selama ini saya hindari.

Game balapan terupgrade nih! Cobain juga main: Dirt Rally 2.0: Uji Nyali di Lintasan Tanah dengan Handling Nyata

Author